Sepertinya Kiai Wahid memegang teguh
prinsip umat Islam tak boleh lemah secara ekonomi. Hal ini penting untuk
menopang daya tahan dan nafas perjuangan. Tak aneh jika Kiai Wahid yang
sehari-hari terkenal hidup sederhana dikisahkan berprofesi sebagai
pedagang.
Dalam hal ini. kami nukilkan syair-syair
yang ditemukan dalam catatan tokoh nasional ini. Secara umum syair
hikmah berikut berpesan tentang semangat yang digambarkan di atas.
إِنْ قَلَّ مَالُ اْلمَرْءِ قَلَّ بَهَاؤُهُ # وَضَاقَتْ عَلَيْهِ أَرْضُهُ وَسَمَاؤُهُ
فَأَصْبَحَ لَايَدْرِيْ، وَإِنْ كَانَ حَازِماً # أَقُدَّامُهُ خَيْرٌ لَهُ أَمْ وَرَاءُهُ
فَأَصْبَحَ لَايَدْرِيْ، وَإِنْ كَانَ حَازِماً # أَقُدَّامُهُ خَيْرٌ لَهُ أَمْ وَرَاءُهُ
Ketika sedikit kekayaan seseorang,
sedikit pula kebanggaannya; bumi dan langitnya (medan geraknya)
menyempit. Meski biasanya teguh, tapi kemantabannya hilang: majukah atau
mundurkah yang terbaik?
إِنْ قَلَّ مَالِي فَلَا حِلٌّ يُصَاحِبْنِيْ # إِنْ زَادَ مَالِي فَكُلُّ النَّاسِ إِخْوَانِي
Saat kekayaanku sedikit tak seorang pun bersahabat denganku. Saat kekayaanku meningkat semua orang (ingin) menjadi saudaraku.
عَجِبْتُ لِأَهْلِ اْلعِلْمِ كَيْفَ تَغَافَلُوا # يُجِرُّوْنَ ثَوْبَ الْحِرْصِ عِنْدَ اْلمَمَالِكِ
يَدُوْرُوْنَ حَوْلَ الظَّالِمِيْنَ كَأَنَّهُمْ # يَطُوْفُوْنَ حَوْلَ الْبَيْتِ عِنْدَ اْلمَنَاسِكِ
يَدُوْرُوْنَ حَوْلَ الظَّالِمِيْنَ كَأَنَّهُمْ # يَطُوْفُوْنَ حَوْلَ الْبَيْتِ عِنْدَ اْلمَنَاسِكِ
Aku heran kepada para cendekiawan/ulama.
Bagaimana mereka lupa; menggelar jubah ketamakan di hadapan para
penguasa, mengerumuni para penindas bak rombongan haji yang sedang tawaf
di sekitar Ka’bah.
وَقَدْ تَنْفَعُ الذِّكْرَى إِذَا كَانَ هَجْرُهَا # دِلَالاً وَإِمَّا إِنْ مِلَالاً فَلَا نَفْعَا
Peringatan mungkin bermanfaat (efektif) untuk orang yang tengah merajuk, tapi tidak untuk orang yang sedang bosan.
سَجَدْنَا لِلقُرُوْدِ رَجَاءَ دُنْيَا # حَوَتْهَا دُوْنَنَا أَيْدِي اْلقُرُوْدِ
وَلَمْ تَرْجَعْ أَنَامِلُنَا بِشَيْءٍ # رَجَوْنَاهُ سِوَى ذُلِّ السُّجُوْدِ
وَلَمْ تَرْجَعْ أَنَامِلُنَا بِشَيْءٍ # رَجَوْنَاهُ سِوَى ذُلِّ السُّجُوْدِ
Kita relakan sujud kepada para monyet
demi dunia yang ada di pelukan mereka. Jari-jari kita pun pulang tanpa
hasil apa-apa, kecuali sujud yang hina belaka.
0 Response to "Syair-syair Hikmah KH Wahid Hasyim"
Post a Comment