Marilah Cegah Hoax Mulai dari Diri Sendiri

Marilah Cegah Hoax Mulai dari Diri Sendiri

Marilah Cegah Hoax Mulai dari Diri Sendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jepara, Jawa Tengah merasa prihatin dengan ancaman hoax (kabar bohong) yang kian mewabah. Jadi pihaknya memberbagi sikap atas ancaman itu. 

Sikap itu Erkham Sobri hinggakan saat memberi tau sambutan dalam Talkshow Turn Back Hoax yang diadakan PMII Ratu Shima Unisnu Jepara bertempat di gedung MWCNU Tahunan, Kompleks Kampus Unisnu Jepara, Sabtu (15/4). 

Menurut Ketua PMII Cabang Jepara tutorial mencegah kabar hoaxharus dimulai dari diri sendiri. “Bahaya hoaxharus dihindari sedini mungkin,” ucap Erkham. 

Sebab kata dirinya di era milenial ini usia balita pun telah dihadapkan dengan teknologi. Sebab itu, sepulang dari kegiatan itu, ia berharap terhadap peserta untuk menebar efek positif terhadap masyarakat luas untuk tak menyebar hoax.

“1 kali  Engkau  menyebar kabar hoax serta isinya propaganda efeknya sangat berbahaya sekali,” tegas Erkham. 

Peluang itu pihak PMII mengajak 2 narasumber. Arif Darmawan yang diberi peluang sebagai pembicara awal mengemukakan bahwa media sosial (medsos) ibarat pedang bermata dua. 

Di satu segi kata Kabid Kominfo Diskominfo Jepara dengan medsos diberbagi kemudahan untuk mengakses. Di segi yang lain adalah 1 ancaman. 

Satu ancaman itu sebut Arif ialah hoax. Kabar bohong itu lanjutnya tak jarang dijumpai saat-saat Pilkada utamanya hate speech (ujaran kebencian). Sebabnya, pertama, terhadap mahasiswa ia meminta untuk kritis. Kedua, tabayun alias kroscek. 

Sekalipun hoax yang telah tersebar mengutip ayat alquran, ia meminta untuk tabayyun terutama terhadap orang yang lebih tahu. 

Hal lain dikemukakan M. Abdullah Badri. Sekretaris PC LTNNU Jepara itu mengingatkan membikin serta menyebar kabar hoax tanggung jawabnya di dunia juga di akhirat. 

Dalam menghadapi ancaman hoax, senada dengan Arif yakni mencari pembenaran, hoax tegas Badri mesti dilawan. Kabar di lawan kabar. Status juga dilawan status serta sesemakinnya. Menurutnya faktor itu adalah solusi yang manjur. (Syaiful Mustaqim/Fathoni)
PMII:Tangkal  Hoax Mulai dari Diri Sendiri
Jepara, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jepara, Jawa Tengah merasa prihatin dengan ancaman hoax (kabar bohong) yang kian mewabah. Jadi pihaknya memberbagi sikap atas ancaman itu. Marilah Cegah Hoax Mulai dari Diri Sendiri

Sikap itu Erkham Sobri hinggakan saat memberi tau sambutan dalam Talkshow Turn Back Hoax yang diadakan PMII Ratu Shima Unisnu Jepara bertempat di gedung MWCNU Tahunan, Kompleks Kampus Unisnu Jepara, Sabtu (15/4). 

Menurut Ketua PMII Cabang Jepara tutorial mencegah kabar hoaxharus dimulai dari diri sendiri. “Bahaya hoaxharus dihindari sedini mungkin,” ucap Erkham. 

Sebab kata dirinya di era milenial ini usia balita pun telah dihadapkan dengan teknologi. Sebab itu, sepulang dari kegiatan itu, ia berharap terhadap peserta untuk menebar efek positif terhadap masyarakat luas untuk tak menyebar hoax.

“1 kali  Engkau  menyebar kabar hoax serta isinya propaganda efeknya sangat berbahaya sekali,” tegas Erkham. 

Peluang itu pihak PMII mengajak 2 narasumber. Arif Darmawan yang diberi peluang sebagai pembicara awal mengemukakan bahwa media sosial (medsos) ibarat pedang bermata dua. 

Di satu segi kata Kabid Kominfo Diskominfo Jepara dengan medsos diberbagi kemudahan untuk mengakses. Di segi yang lain adalah 1 ancaman. 

Satu ancaman itu sebut Arif ialah hoax. Kabar bohong itu lanjutnya tak jarang dijumpai saat-saat Pilkada utamanya hate speech (ujaran kebencian). Sebabnya, pertama, terhadap mahasiswa ia meminta untuk kritis. Kedua, tabayun alias kroscek. 

Sekalipun hoax yang telah tersebar mengutip ayat alquran, ia meminta untuk tabayyun terutama terhadap orang yang lebih tahu. 

Hal lain dikemukakan M. Abdullah Badri. Sekretaris PC LTNNU Jepara itu mengingatkan membikin serta menyebar kabar hoax tanggung jawabnya di dunia juga di akhirat. 

Dalam menghadapi ancaman hoax, senada dengan Arif yakni mencari pembenaran, hoax tegas Badri mesti dilawan. Kabar di lawan kabar. Status juga dilawan status serta sesemakinnya. Menurutnya faktor itu adalah solusi yang manjur. Pesan Kami : Marilah Cegah Hoax Mulai dari Diri Sendiri

NU Cerminkan Akhlak Nabi, Membuat Dunia Luar Kagum

NU Cerminkan Akhlak Nabi, Membuat Dunia Luar Kagum

PAC IPNU Mejobo - NU Cerminkan Akhlak Nabi, Membuat Dunia Luar Kagum. Katib Syuriyah PBNU KH Zulfa Musthofa berkata, Nahdlatul Ulama merupakan Jam'iyyah mubarokah serta mayoritas yang berdasarkan penelitianForum  Survei Indonesia (LSI) tahun 2014 mempunyai anak buah lebih dari 90 juta yang tersebar di seluruh penjuru dunia.

NU di Indonesia, lanjutnya, menjadi patokan serta contoh Islam yang sopan, toleran, lemah lembut serta mencerminkan adab Nabi. Serta ini menurutnya yang sangat dikagumi oleh orang-orang di dunia luar.

"Maka jangan ragu serta takut untuk berkata, saya NU," tegas Kiai Zulfa di depan warga NU Kabupaten Tanggamus Lampung saat hadir pada Puncak kegiatan Harlah ke-94 Nu di halaman Masjid Nurul Faizin Islamic Centre Tanggamus, Lampung, Ahad (17/4/17).

Lebih lanjut, ia mengundang terhadap warga NU untuk semakin istiqomah menjadi orang NU yang sekarang tak sedikit sekali memperoleh rongrongan dari beberapa kelompok serta paham keagamaan. "Mudah-mudahan keistiqomahan ini menjadikan selamat dunia serta akhirat," harapnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua PWNU Lampung KH Sholeh Bajuri yang hadir pada agenda tersebut mengenai tak sedikitnya golongan yang sekarang menghadang langkah NU baik dari kaum takfiri serta sejenisnya. NU Cerminkan Akhlak Nabi, Membuat Dunia Luar Kagum

"Warga NUharus merapatkan barisan menjadi barisan yang besar, sebab NU mempunyai tanggung jawab untuk menjaga Akidah Ahlussunah Waljamaah An-Nahdliyah," ujarnya.

Dalam Kegiatan ini, PCNU Tanggamus juga menyalurkan santunan terhadap anak yatim piatu serta anak tak lebih sanggup yang berasal dari 20 kecamatan di Kabupaten Tanggamus. Sebelum Agenda dimulai juga diperbuat Pengangkatan Pengurus beberapa Badan Otonom yaitu  PC GP Ansor , PC JATMAN, PC ISHARI serta PC ISNU Kabupaten Tanggamus.

Nampak hadir pada kegiatan tersebut Plt. Bupati Tanggamus H Samsul Hadi yang juga Katib Syuriyah PCNU Tanggamus, Ketua DPRD Tanggamus serta sejumlah Ketua Organisasi Badan Otonom NU Provinsi Lampung.

Dalam sambutannya, Samsul Hadi memberi tau apresiasinya terhadap NU dalam kiprahnya ikut membangun Kabupaten Tanggamus. Ia mengundang terhadap Warga NU untuk semakin bersama-sama membikin inovasi serta perubahan untuk menambah prestasi Bumi Tapis Sai Tanggom ini.

Demikianlah Artikel tentang NU Cerminkan Akhlak Nabi, Membuat Dunia Luar Kagum yang bersumber dari NU.or.id

Inilah Hukum Tidur Menjelang Waktu Shalat Tiba


Inilah Hukum Tidur Menjelang Waktu Shalat Tiba

Inilah Hukum Tidur Menjelang Waktu Shalat Tiba - Tidur sudah menjadi aktivitas rutin manusia. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa menghindar dari rasa kantuk. Baik suka ataupun tidak suka, rasa kantuk pasti akan datang pada setiap orang saat kondisi tubuh sudah lelah. Dikarenakan tidur sudah menjadi keniscayaan, Rasulullah SAW sering kali mengingatkan sahabat agar pandai membagi waktu ibadah dan istirahat. 

Jangan sampai seharian penuh beribadah terus tanpa henti karena tubuh juga butuh istirahat. Bahkan, Rasulullah SAW pernah menegur seorang sahabat yang terlihat lemas di siang hari, lantaran beribadah sepanjang malam. Oleh sebab itu, kita sangat dianjurkan menyeimbangkan waktu tidur dengan ibadah. Pada saat tubuh lelah istirahatlah terlebih dahulu supaya nanti bisa mengerjakan ibadah dengan baik dan tepat waktu.

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Misalnya, waktu shalat digunakan untuk waktu tidur atau waktu tidur digunakan untuk bekerja. Beberapa kali, mungkin kita pernah merasakan, menjelang waktu shalat tiba, rasa kantuk datang mengantui dan membuat kita tertidur lelap atau memang sengaja untuk tidur dengan harapan bisa bangun sebelum waktu shalat berakhir.

Inilah Hukum Tidur Menjelang Waktu Shalat Tiba - Menurut Zaynuddin al-Malibari dalam Fathul Mu’in, dimakruhkan tidur ketika waktu shalat sudah masuk dan yang bersangkutan belum mengerjakan shalat. Beliau mengatakan:

يكره النوم بعد دخول وقت الصلاة وقبل فعلها، حيث ظن الاستيقاظ قبل ضيقه لعادة أو لإيقاظ غيره له، وإلا حرم النوم الذي لم يغلب في الوقت

“Dimakruhkan tidur saat waktu shalat telah masuk dan belum mengerjakannya, sekira-kira ada kemungkinan bangun tidur sebelum akhir waktu atau ada orang lain yang membangunkan. Jika tidak, diharamkan tidur (bagi yang tidak kantuk berat) di waktu shalat.”
Tidur pada waktu shalat ataupun menjelang waktu shalat dimakruhkan karena dikhawatirkan tidak bangun hingga waktu shalat sudah abis, meskipun menurut kebiasaan orang yang bersangkutan bisa bangun sebelum akhir waktu atau ada orang yang akan membangunkannya. Hukum tidur bisa berubah menjadi haram bagi orang yang suka kebablasan dan tidak ada orang yang membangunkannya.
 Abu Bakar Syatha al-Dimyati dalam I’anatul Thalibin menjelaskan:
فإن غلب لا يحرم ولايكره
“Andaikan tertidur lantaran kantuk berat tidak diharamkan dan tidak dimakruhkan pula”
Tertidur dalam waktu shalat dan belum mengerjakannya, dalam pandangan Abu Bakar Syatha, tidak diharamkan dan dimakruhkan selama tidak sengaja dan dalam kondisi kantuk berat. Ini tidak diharamkan karena Rasulullah berkata, “Tidak dikenakan kewajiban pada tiga orang: orang tidur sampai bangun, anak kecil sampai mimpi, dan orang gila sampai berakal atau normal” (HR: Ibnu Majah).
Dengan demikian, pada waktu shalat sudah masuk ataupun menjelang masuk waktu shalat, kerjakanlah shalat terlebih dahulu atau tunggu sampai waktu shalat tiba. Setelah itu, barulah tidur agar tidak dianggap melalaikan kewajiban. Inilah Hukum Tidur Menjelang Waktu Shalat Tiba
Wallahu a’lam.

Ketika Istri Kiai Arwani Kudus Cemburu (Sebuah Teladan Bagi Umat)


Ketika Istri Kiai Arwani Kudus Cemburu (Sebuah Teladan Bagi Umat)


Ketika Istri Kiai Arwani Kudus Cemburu (Sebuah Teladan Bagi Umat) - Kiai Arwani Amin, Kudus, Allahu yarham, beserta putra-putranya tidak habis pikir mengapa akhir-akhir ini istri beliau sering uring-uringan. Padahal sebelum Kiai Arwani sakit, beliau tak pernah berperilaku demikian. Sebelumnya beliau justru menjadi istri yang sangat lembut. Namun setelah Kiai Arwani sakit keadaan berbalik begitu drastis.

Karena kebingungan para putra Kiai Arwani sowan kepada Maulana Habib Lutfi di Pekalongan. Kepada beliau mereka menyampaikan permasalahannya dan memohon petunjuk. “Ini bagaimana, Habib?” Keluh mereka.

Mendengar penuturan keluarga Kiai Arwani ini Habib Lutfi tak segera berbicara. Sejenak beliau terdiam lalu tersenyum.

“Nggak apa-apa,” kata beliau kemudian. “Ibu kalian itu uring-uringan itu wajar. Dia lagi cemburu.”

“Cemburu bagaimana, Habib?” mereka tak memahami.

“Allah memberi kasyaf kepada ibu kalian sehingga dapat melihat suaminya, bapak kalian, sedang menjadi rebutan para bidadari,” jelas Habib Lutfi.

Ketika para putra Kiai Arwani sampai kembali di rumah mereka menyakan kepada ibunya perihal sering uring-uringannya itu. Sang ibu dengan tegas menjawab, “bagaimana tidak marah, lah wong setiap hari aku melihat bapakmu dipeluk perempuan cantik-cantik!”

Bila baru sakit saja sudah menjadi rebutan bidadari, bagaimana nanti setelah meninggal?

Cerita ini dikisahkan KH Subhan Makmun, Rais Syuriyah PBNU, dalam kajian kitab Tafsir al-Munir di Islamic Center Brebes, Ahad 7 Februari 2016)

3 Tokoh Negara : Titik Temu Pemikiran Gus Dur, Cak Nur dan Syafi'i Ma'arif

3 Tokoh Negara : Titik Temu Pemikiran Gus Dur, Cak Nur dan Syafi'i Ma'arif

3 Tokoh Negara : Titik Temu Pemikiran Gus Dur, Cak Nur dan Syafi'i Ma'arif - Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid mengatakan, pemikiran-pemikiran KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholish Madjid (Cak Nur), dan Syafi’i Ma’arif (Buya Syafii) masih sangat relevan dengan kondisi Islam saat ini. Menurutnya, pemikiran ketiga tokoh itu tidak jauh berbeda meski mereka memiliki latar belakang budaya yang berbeda.

“Kalau kita melihat pemikiran beliau-beliau itu tidak terlalu jauh berbeda meski latar belakangnya beda antara NU dan Muhammadiyah,” katanya saat menjadi narasumber dalam acara diskusi publik dengan tema Merawat Pemikiran Guru-guru Bangsa yang diselenggarakan oleh Universitas Paramadina dan Nurcholish Madjid Society di Jakarta, Rabu (12/4).

Yenny menjelaskan ketiga guru bangsa tersebut memiliki persamaan atau titik temu terutama dalam hal mensintesiskan pemikiran Islam. Menurut dia, pemikiran-pemikiran Gus Dur, Cak Nur, dan Buya Syafii adalah sintesisasi antara ilmu-ilmu keislaman seperti fikih, usul fikih, qowaidul fikih dan lainnya dengan filsafat Barat. 

“Ada kultur Jawa yang mempengaruhi. Seperti konsep agama itu sebagai agemi aji atau pakaiannya jiwa. Agama tidak hanya dipahami secara kognitf saja, tetapi betul-betul dirasakan yang mendalam dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap putri kedua Gus Dur itu.

Maka dari itu, pemikiran-pemikiran ketiga guru bangsa itu lebih mengedepankan Islam secara substansial dari pada Islam formal. Baginya, ketiga tokoh itu juga memiliki pemikiran-pemikiran yang luar biasa dalam hal keindonesiaan.

Sementara itu, narasumber lainnya Abdul Mu’thi menjelaskan, ketiga tokoh itu memiliki akar pemahaman Islam yang kuat. Menurutnya, pemikiran-pemikiran Gus Dur menggambarkan pemikiran dari Hadlratussyekh Hasyim Asy'ari karena memang dia cucu dan juga tumbuh di lingkungan NU. 3 Tokoh Negara : Titik Temu Pemikiran Gus Dur, Cak Nur dan Syafi'i Ma'arif

Sedangkan pemikiran Cak Nur dan Buya Syafii adalah perpaduan antara pemikiran Timur dan Barat karena mereka pernah belajar di pesantren dan juga belajar di Negara Barat.

Mu’thi mengatakan, ketiga tokoh itu itu juga memiliki kesamaan dalam hal kesederhanaan hidup. “Kesederhanaan dalam hidup. Ini juga yang dimiliki tiga tokoh ini,” jelas Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Muhammadiyah itu.

Sedangkan, Mohamad Sobary yang juga menjadi narasumber menuturkan, gelar guru bangsa itu bukan untuk orang yang memiliki tingkat keilmuan yang sangat tinggi tetapi untuk mereka yang memiliki kecerdasan yang luas dan mampu mengamalkan ilmunya tersebut.

“Guru bangsa itu adalah guru laku. Guru akhlak yang paling mulia,” urainya.

Turut hadir dalam acara diskusi tersebut istri Cak Nur Ommy Komariyah dan beberapa Dosen Universitas Paramadina. 3 Tokoh Negara : Titik Temu Pemikiran Gus Dur, Cak Nur dan Syafi'i Ma'arif

HTI Pawai Bawa Simbol Anti-NKRI, Semua Harus Bertindak tegas

HTI Pawai Bawa Simbol Anti-NKRI, Semua Harus Bertindak tegas

HTI Pawai Bawa Simbol Anti-NKRI, Semua Harus Bertindak tegas - Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI di Kota Bandarlampung, Lampung akan menggelar Masyirah Panji Rasulullah pada Ahad 16 April 2017.

Kapolda Lampung Irjend Pol Sudjarno menegaskan, pihaknya akan mengambil tindakan jika dalam kegiatan HTI tersebut terdapat bendera atau simbol yang tidak seideologi atau anti-NKRI.

"Terima kasih kepada GP Ansor dan Banser serta warga NU yang sudah bersama-sama kami menjaga NKRI," ungkapnya saat menemui Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor Lampung beserta jajaran, Rabu (12/4).

Kepolisian berharap agar semua elemen tidak melakukan hal-hal di luar ranahnya. "Saya minta Ansor dan Banser untuk mengajak dulu. Artinya semua masih bisa diakomodir dan diatasi oleh Polda," pintanya dan berharap tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Itulah sebabnya jika HTI Pawai Bawa Simbol Anti-NKRI, Semua Harus Bertindak tegas.

Ketua PW GP Ansor Lampung Hidir Ibrahim menegaskan bahwa ormas yang mengusung ideologi khilafah jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila. Jika Ormas ini dibiarkan terus berkembang akan menjadi sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI.

Pawai yang juga dilakukan di beberapa provinsi tersebut, menurutnya, seakan-akan ingin mempertunjukkan power dan menantang elemen yang menjaga NKRI.

"Jika mereka akan mengadakan kegiatan ya silakan. Tapi jangan ada bendera, jangan ada simbol-simbol," katanya dengan meminta Kepolisian untuk mengawasi dan menghentikan jika di dalamnya ada kegiatan penanaman ideologi yang mengancam NKRI. HTI Pawai Bawa Simbol Anti-NKRI, Semua Harus Bertindak tegas.

Pernahkah Rasulullah SAW Melaksanakan Puasa Rajab? Bid'ah Kah?

Pernahkah Rasulullah SAW Melaksanakan Puasa Rajab? Bid'ah Kah? - Hukum puasa Rajab selalu menjadi bahan perbincangan banyak orang. Masyarakat masih bertanya-tanya bagaimana sesungguhnya kedudukan puasa Rajab dalam Islam: apakah disunnahkan atau dilarang? Jawaban dari pertanyaan ini tentu bukanlah sesuatu yang baru. Sudah banyak ulama yang menjelaskan mengenai kebolehannya.

Pernahkah Rasulullah SAW Melaksanakan Puasa Rajab? Bid'ah Kah?

Akan tetapi, setiap masuk bulan Rajab selalu saja ada orang ataupun kelompok yang menafikan kebolehan amal baik itu. Alasan yang mereka kemukakan biasanya sangat khas dan itu-itu saja: adakah hadis spesifik tentang kesunnahan puasa Rajab atau pernahkah Rasulullah SAW mengerjakannya.

Dulu, pertanyaan semacam ini pernah diutarakan Utsman Ibn Hakim al-Anshari terhadap Sa’id Ibn Jubair. Dialog antara keduanya dicatat oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya. Berikut kutipannya:

سألت سعيد بن جبير عن صوم رجب فقال سمعت بن عباس يقول كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى نقول لا يفطر ويفطر حتى نقول لا يصوم
 
“Saya bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa Rajab, beliau menjawab berdasarkan kisah dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah SAW senantiasa berpuasa sampai kami berkata nampaknya beliau akan berpuasa seluruh bulan. Namun suatu saat beliau tidak berpuasa sampai kami berkata, nampaknya beliau tidak akan puasa sebulan penuh.” (HR: Muslim)

Hadis ini menunjukan Rasulullah pernah mengerjakan puasa di bulan Rajab walaupun tidak sebulan penuh. Ini sekaligus membuktikkan puasa Rajab bukanlah termasuk perkara bid’ah tercela. Supaya lebih jelas, Imam al-Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan:
   
الظاهر أن مراد سعيد بن جبير بهذا الاستدلال أن لا نهي عنه ولا ندب فيه لعينه بل له حكم باقي الشهور ولم يثبت في صوم رجب نهي ولا ندب لعينه ولكن أصل الصوم مندوب إليه وفي سنن أبي داود أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ندب إلى الصوم من الأشهر الحرم ورجب أحدها

“Maksud Sa’id Ibn Jubair beristidlal dengan hadis ini adalah pada dasarnya Rasulullah SAW tidak melarang puasa Rajab dan tidak pula menyunnahkannya. Akan tetapi, hukum puasa Rajab sama dengan puasa di bulan lain. Tidak ada dalil spesifik yang melarang puasa Rajab dan menyunnahkannya. Pada hakikatnya, hukum puasa adalah sunnah. Dalam Sunan Abu Dawud dijelaskan bahwa Rasulullah SAW mensunnahkan puasa di bulan haram (asyhur hurum) dan Rajab salah satu dari bulan tersebut.”

Dari penjelasan Imam al-Nawawi di atas dapat dipahami bahwa melakukan puasa di bulan rajab adalah sunnah dengan beberapa alasan: pernah, dilihat dari hukum asalnya, puasa disunnahkan kapan pun selama tidak dikerjakan pada waktu terlarang, seperti hari raya Idhul Fitri atau Idhul Adha; kedua, meskipun tidak ditemukan dalil spesifik terkait puasa Rajab, namun perlu diperhatikan, Rasulullah SAW mensunnahkan puasa di bulan haram (asyhur hurum) dan Rajab termasuk salah satu dari bulan haram. Wallahu a’lam. Pernahkah Rasulullah SAW Melaksanakan Puasa Rajab? Bid'ah Kah?

Sosok KH. Hasyim Muzadi - Komitmen Kebangsaan dan Moderasi Islam

Sosok KH. Hasyim Muzadi - Komitmen Kebangsaan dan Moderasi Islam

PAC. IPNU - IPPNU Mejobo - Sosok KH. Hasyim Muzadi - Komitmen Kebangsaan dan Moderasi Islam Dunia internasional yang kerap diwarnai aksi ekstremisme membutuhkan progresvitas pemikiran serta praksis gerakan yang bisa menumbuhkan Islam sebagai agama Rahmat serta perdamaian di atas semua golongan.

Langkah strategis ini diperbuat oleh KH Ahmad Hasyim Muzadi ketika mendirikan lembaga bernama International Conference of Islamic Scholars (ICIS) saat dirinya menjabat sebagai KetuaGenerik  PBNU dalam rentang periode 1999-2009.Forum  ini menjadi corong serta wadah bukan hanya bagi para ulama, tetapi juga para akademisi serta cendekiawan untuk bersama-sama mewujudkan perdamaian dunia.

ICIS juga menjadi wadah bagi generasi muda dalam meperbuat rembug bersama untuk menyikapi beberapa masalah bangsa dengan meperbuat sejumlah kajian strategis. Komitmen kebangsaan yang mengglobal ini tidak lahir dari langkah instan KH Hasyim Muzadi, melainkan melewati proses panjang ketika dirinya aktif berorganisasi di beberapa jenjang.

Ahmad Hasyim Muzadi lahir di Bangilan, Tuban, Jawa Timur pada 8 Agustus 1944 silam dari pasangan KH Muzadi serta Nyai Hj Rumyati. Ia memiliki istri bernama Hj Mutamimah yang dari rahimnya lahir 6 orang anak yang terdiri dari 3 putra serta 3 putri.

Hasyim Muzadi memulai pendidikannya di Madrasah Diniyah Tuban pada 1950-1953. Ia kemudian meneruskan ke jenjang pendidikan dasar di SD Tuban tahun 1954-1955 serta berlanjut di SMPN 1 Tuban pada 1955-1956.

Lulus dari sejumlah sekolah tersebut, Hasyim Muzadi meneruskan pengembaraan ilmunya ke beberapa pesantren di antaranya Pesantren Gontor, Ponorogo (1956-1962), Pesantren Senori Tuban (1963), serta Pesantren Lasem di tahun yang sama (1963).

Pendidikan tinggi ia tempuh di Institut Agama Islam (IAIN)Harta benda ang pada 1964-1969. Di masa mahasiswa inilah dirinya mulai aktif di beberapa organisasi. Pada saat awal masuk kuliah di tahun 1954, Hasyim Muzadi telah diamanahkan memimpin Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Bululawang. Setahun kemudian pada 1965, ia juga diamanahi memimpin Anak CabangMobilitas an Pemuda Ansor Bululawang sebagai Ketua PAC.

Dua tahun kuliah di IAINHarta benda ang, ia aktif menggerakkan mahasiswa saat menjadi Ketua Pengurus CabangKonvoi  Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)Harta benda ang pada 1966. Di tahun yang sama, ia juga tercatat memimpin KAMIHarta benda ang.

Sosok KH. Hasyim Muzadi - Komitmen Kebangsaan dan Moderasi Islam Seakan tidak sempat putus bakal kiprah gemilangnya ketika memimpin organisasi, setahun kemudian ia dipilih menjadi Ketua Ceo Cabang GP AnsorHarta benda ang pada 1967-1971. Kesuksesannya dalam mengnasibkan ruh gerakan organisasi semakin dirinya perbuat jadi ketika berakhir di AnsorHarta benda ang, ia dipercaya menjabat Wakil Ketua PCNUHarta benda ang 1971-1973 serta didaulat memimpin sebagai Ketua PCNUHarta benda ang pada 1973-1977. Pada rentang tahun yang sama, ia juga menjabat sebagai Ketua DPC PPPHarta benda ang.

Bukan hanya di tingkat kota, Hasyim Muzadi juga meperbuat pengorbanan dengan cara luas di tingkat provinsi dengan terpilih menjadi Ketua PW GP Ansor Jawa Timur pada 1983-1987. Karir di GP Ansor tersebut ia semakinkan di tingkat pusat dengan menjabat salah satu Ketua PP GP Ansor pada 1987-1988.

Pada tahun 1988, ia kembali ke berbakti di kepengurusan NU di tingkat wilayah dengan menjabat sebagai Wakil Ketua PWNU Jawa Timur sampai tahun 1992. Atas komitmen pengorbanan dalam mengembangkan gagasan serta aksi di PWNU Jatim, ia dipercaya oleh Nahdliyin Jawa Timur menjadi Ketua PWNU Jatim pada tahun 1992-1999. Dirinya juga tercatat sempat menjadi Anak buah DPRD Provinsi Jawa Timur.

Ketika perhelatan Muktamar NU tahun 1999 di Pesantren Lirboyo, Hasyim Muzadi salah seorang yang digadang-gadang bisa menggantikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).Nir  lain serta tidak bukan, Gus Dur-lah yang menimbulkan nama KH Hasyim Muzadi untuk memimpin PBNU. Memang, Muktamirin dengan cara mantap memilih Hasyim Muzadi sebagai sosok komplit sebab telah teruji sanggup memimpin organisasi dari tingkat ranting. Dirinya terpilih menjadi KetuaGenerik  PBNU menggantikan Gus Dur.

Kiai Hasyim Muzadi menjadi KetuaGenerik  PBNU selagi dua periode, yaitu pada 1999-2004 serta 2004-2009. Bagi Kiai Hasyim, tidak gampang menggantikan sosok fenomenal semacam Gus Dur dalam memimpin jam’iyah NU.Nir  hanya perjuangan mengawal Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan cara nasional, Gus Dur juga sanggup menginspirasi dunia internasional untuk menyemai benih-benih perdamaian serta hak-hak kemanusiaan.

Berangkat dari kiprah gemilang Gus Dur itulah, Kiai Hasyim berupaya keras untuk meneruskan perjuangan Gus Dur dalam memoderasi Islam sampai ke level global. ICIS yang didirikan Kiai Hasyim menjadi wadah perjuangan moderasi Islam dari beberapa kalangan. Sebab para ulama, akasemisi, cendekiawan, serta peneliti nasional serta internasional berupaya diakomodasi oleh Kiai Hasyim untuk bergerak bersama dalam mewujudkan kesatuan bangsa serta perdamaian dunia.

Selain menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) ICIS saat itu, Kiai Hasyim juga sempat menjabat sebagai Presiden World Conference on Religions for Peace (WCRP). Organisasi internasional para pemuka agama untuk perdamaian dunia ini juga sempat dipimpin Gus Dur. Jabatan terbaru yang ia emban di PBNU merupakan sebagai Rais Syuriyah pada periode 2010-2015.

Di dunia akademis, KH Hasyim Muzadi sempat membimbing di sejumlah perguruan tinggi terkemuka, di antaranya UIN (dulu IAIN) MaulanaHarta benda ik IbrahimHarta benda ang, UIN Sunan Ampel Surabaya, serta Universitas Indonesia. Ketika mendirikan Pesantren Al-Hikam di Depok, Kiai Hasyim juga mendirikan Sekolah Tinggi Kuliyyatul Qur'an (STKQ) di pesantren tersebut.

Perguruan tinggi yang dibangunnya itu menyediakan besasiswa bagi para penghapal Al-Qur'an. Atas gagasan serta kiprahnya mengampanyekan Islam rahmatan lil alamin sampai ke level dunia, Kiai Hasyim dianugerahi Doktor Honoris Causa bidang Kebudayaaan Islam oleh IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2006.

KH Hasyim Muzadi yang sempat menjadi tandem Megawati Soekarnoputri sebagai Kandidat  Wakil Presiden pada era Pilpres 2004 menghembuskan napas terbaru pada Kamis, 16 Maret 2017 di kediamannya komplek Pondok Pesantren Al-HikamHarta benda ang, Jawa Timur.

Ia meninggal kurang lebih pukul 06.25 WIB seusai beberapa kali mengalami perawatan di ICU Rumah Sakit (RS) LavaletteHarta benda ang sebab kondisi kritis. Tetapi, jenazah Kiai Hasyim Muzadi dimakamkan di Komplek Pondok Pesantren Al-Hikam Depok, Jawa Barat.

Di era Presiden RI Joko Widodo, KH Hasyim Muzadi ditunjuk sebagai salah seorang Anak buah Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Pemakaman Kiai Hasyim diperbuat dengan cara kenegaraan dengan Wakil Presiden HM. Jusuf Kalla sebagai Inspektur Upacara pemakamannya di Pesantren Al-Hikam Depok.

Iring-iringan kenegaraan juga diperbuat ketika jenazah Kiai Hasyim hendak diberangkatkan dari kediamannya diHarta benda ang ke Bandara Abdurrahman Saleh menuju Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta sampai ke Depok. Iring-iringan ini melibatkan sejumlah personel militer dari Angkatan Darat, Angkatan Udara, serta Angkatan Bahari .  

Demikianlah artikel tentang Sosok KH. Hasyim Muzadi - Komitmen Kebangsaan dan Moderasi Islam yang diambil dari sumber lain. Semoga bermanfaat bagi kita semua