PBNU: MK Tidak Melegalisasi Perzinaan, Perkosaan dan Hubungan Sesama Jenis

PBNU: MK Tidak Melegalisasi Perzinaan, Perkosaan dan Hubungan Sesama Jenis

PBNU: MK Tidak Melegalisasi Perzinaan, Perkosaan dan Hubungan Sesama Jenis - Melalui Putusan Nomor 46/PUU-XIV/2016 tanggal 14 Desember 2017, Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan judicial review mengenai perluasan norma tentang zina, perkosaan dan hubungan sesama jenis yang saat ini pengaturannya ada di dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) yang merupakan warisan kolonial.

Putusan tersebut tidak bulat alias ditempuh melalui dessenting opinion 4 dari 9 hakim menyatakan pendapat berbeda terhadap penolakan  permohonan uji materi tersebut.

Ketua PBNU Robikin Ehmhas berpendapat bahwa rumusan norma zina dalam KUHP tidak sesuai dengan nilai-nilai agama yang ada di Indonesia, karena yang dikategorikan zina hanya hubungan kelamin laki-laki dan perempuan yang salah satu atau keduanya terikat perkawinan dengan orang lain.

"Konsekuensinya, kalau kedua pelakunya single alias tidak berstatus nikah dengan orang lain maka menurut KUHP bukan zina dan tidak bisa dijatuhi hukuman dengan pasal perzinaan," ungkap Robikin melalui rilis yang diterima NU Online, Sabtu (16/12) petang.

Hanya saja, lanjut dia, jika dibaca secara saksama, tidak terlihat MK menolak substansi permohonan perluasan norma yang diajukan pemohon. Dengan bahasa lain, MK tidak melegalisasi perzinaan, perkosaan dan hubungan sesama jenis. Namun, MK berpendirian bahwa perluasan norma mengenai zina, perkosaan dan hubungan sesama jenis adalah domain positive legislature, bukan wilayah negative legislature.

"Secara singkat, positive legislature dapat diartikan sebagai tindakan melakakukan penafsiran konstitusi secara aktif dengan cara membentuk suatu UU. Sedangkan penilaian bahwa suatu UU dan norma yang dihasilkan oleh pembentuk UU sebagai bertentangan dengan konstitusi merupakan negative legislature," terang dia.

Positive legislature adalah kewenangan cabang kekuasaan legislatif, sedangkan negative legislature merupakan domain cabang kekuasaan yudikatif.

"Dalam sistem ketatanegaraan kita, positive legislature diperankan oleh pembentuk undang-undang, yakni Pemerintah dan DPR. Sedangkan negative legislature menjadi kewenangan MK," Robikin menambahkan.

Munas Alim Ulama, Konbes NU dan Rancangan KUHP
Selain sudah usang sehingga tidak compatiable, dengan perkembangan masyarakat, beberapa norma KUHP bahkan tidak sesuai dengan landasan filosofis bangsa dan bertentangan dengan nilai-nilai agama yang ada di Indonesia. Diantaranya adalah norma tentang perzinaan, pemerkosaan dan hubungan sesama jenis.

"Dengan mempertimbangkan hal seperti itulah maka Munas Alim Ulama dan Konbes NU di NTB tanggal 23-25 November 2017 menjadikan Rancangan KUHP yang saat ini sedang dibahas di DPR dijadikan salah satu pokok bahasan," katanya.

Di antara pesan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2017 adalah agar Pemerintah dan DPR segera merampungkan pembahasan Rancangan KUHP yang ada.

"Apalagi kehendak untuk merubah KUHP sudah ada sejak akhir tahun 1960-an," pungkas Robikin.

Sumber : NU Online Pusat

KH. Abdurrohman Wahid (Gus Dur) Adalah Jendela dan Pelita

KH. Abdurrohman Wahid (Gus Dur) Adalah Jendela dan Pelita



KH. Abdurrohman Wahid (Gus Dur) Adalah Jendela dan Pelita - Bagi santri, generasi muda, dan bangsa Indonesia pada umumnya, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah jendela dan pelita. Sebagai jendela, Gus Dur memberikan pandangan dunia yang lebih dan pelita karena Gus Dur berperan sebagai penerang dalam setiap persoalan.

Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU H Rumadi Ahmad ketika mengenang Gus Dur dalam peringatan sewindu haulnya. 

“Bagi santri seperti saya, Gus Dur adalah jendela dan pelita. Jendela, karena melalui Gus Dur para santri bisa melihat dunia yang lebih luas,” ujar Rumadi saat dihubungi NU Online, Kamis (14/12).

Menurutnya, Gus Dur membuka dan mengajari bangsa Indonesia bagaimana melihat berbagai persoalan tidak secara monolitik. 

“Sehingga kita bisa berkata, tidak ada yang perlu dibenci habis-habisan, dan tidak ada yang perlu dibela mati-matian. Dari Gus Dur, kita-terutama kaum santri-bisa melihat dunia,” jelas Dosen Pascasarjana UNUSIA Jakarta ini.

Dikatakan pelita, sambung Rumadi, karena Gus Dur menjadi penerang dalam berbagai persoalan. Di tengah rumitnya persoalan yang dihadapi bangsa ini, Gus Dur selalu memberi cahaya untuk mencari jalan keluar. 

“Kalau toh masalah itu sangat sulit untu diselesaikan, bahkan tidak mungkin untuk diselesaikan, Gus Dur bisa bilang, kalau sudah tahu masalah itu tidak bisa diselesaikan, untuk apa kita susah-susah untuk menyelesaikan?” ucapnya meniru perkataan Gus Dur.

Haul ke-8 Gus Dur ini mengambil tema besar Semua Demi Bangsa dan Negara. Tema ini diambil mengingat perjuangan Gus Dur dalam meneguhkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Gus Dur sebagai guru bangsa mampu mempererat kemajemukan bangsa Indonesia.

Gus Dur juga mengajarkan bahwa muara penyelenggaraan negara dan praktik politik adalah kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan tidak perlu dikorbankan demi kepentingan politik praktik yang berorientasi kekuasaan semata.

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, sewindu haul Gus Dur ini juga akan diselenggarakan di kediaman keluarga Gus Dur di Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan pada Jumat (20/12/2017). Haul kali ini dikomandoi oleh putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid.

Disarikan dari Website NU Online Pusat

Artikel Islam Tentang Khutbah Nikah, Hukum dan Contohnya

Artikel Islam Tentang Khutbah Nikah, Hukum dan Contohnya

Artikel Islam Tentang Khutbah Nikah, Hukum dan Contohnya


Artikel Islam Tentang Khutbah Nikah, Hukum dan Contohnya - Khidmatnya prosesi pernikahan akan menjadi bertambah bila di dalamnya disertakan juga khutbah nikah. Selain berfungsi sebagai pembekalan bagi pasangan yang menikah, khutbah ini juga menjadi penyemangat bagi para hadirin yang masih belum menikah untuk segera menikah. Selain itu, khutbah nikah juga menjadi pengingat bagi semua yang hadir tentang pentingnya menjaga keutuhan dalam pernikahan.

Dikutip dari Imam Abu al-Husain al-Yamani, Al-Bayan fi Madzhabi al-Imam al-Syafi’i (Jeddah: Dar al-Minhaj, 2000), juz IX, hal. 230, khutbah nikah ini hukumnya adalah sunnah dan boleh disampaikan oleh wali, calon mempelai pria, atau pihak lainnya:

وإذا أراد العقد... خطب الولي، أو الزوج، أو أجنبي… والخطبة مستحبة غير واجبة، وبه قال عامة أهل العلم.

“Jika akad akan dilaksanakan, …berkhutbahlah wali, calon suami, atau orang lain… Khutbah ini hukumnya sunnah, tidak wajib, sebagaimana juga dinyatakan oleh kebanyakan ahli ilmu.”

Dalam pemaparan kali ini, kami juga akan menampilkan salah satu contoh khutbah nikah yang boleh dijadikan bahan bagi yang membutuhkan: 

Khutbah Nikah

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِى خَلَقَ مِنَ اْلمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرَا وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلُ الْخَلْقِ وَاْلوَرَا وَ عَلىٰ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا كَثِيْرًا 

أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقِوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالٰى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: ياَ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَاعْلَمُوْا أَنَّ النِكَاحَ سُنَّةٌ مِنْ سُنَنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَمَا وَاللهِ إِنِّى لَأَخْشَاكُمْ لِلهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لٰكِنِّى أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّى وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّي

وَقَالَ أَيْضًا يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
وَقَالَ أَيْضًا خَيْرُ النِّسَاءَ إِمْرَأَةٌ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ، وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفَظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ

وَقَالَ اللهُ تَعَالٰى يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ 

وَقَالَ أَيْضًا وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

بَارَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِىْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكِرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّىْ وَمِنْكُمَ تِلَاوَتَهُ إِنِّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ

أَعُوْذُ بِا للهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُواْ اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْا اللهَ اْلعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَشَايِخِي وَلِسَائِرِ الْمُسِلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Alhamdulilâhilladzî khalaqa minal mâ`i basyaran faja’alahu nasaban wa shihran wa kâna Rabbuka qadîran. Wa asyhadu al lâ ilâha illallâh wahdahu lâ syarîka lah. Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasûlahu. Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammadin afdlalul khalqi wal warâ wa ‘alâ âlihi wa shahbihi shalâtan wa salâman katsîran.

Amma ba’du. Fa yâ ayyuhal hâdlirûn, ûshîkum wa nafsî bi taqwallâh faqad fâzal muttaqûn. Qâlallâhu ta’âla fî kitâbihil karîm: Yâ ayyuhalladzîna âmanû ittaqullâha haqqa tuqâtihi wa lâ tamûtunna illâ wa antum muslimûn.

Wa’lamû annannikâha sunnatun min sunani Rasulillâhi shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Wa qâla annabiyyu shallallâhu ‘alaihi wa sallam: Amâ wallâhi innî la`akhsyâkum lillâhi wa atqâkum lahu, lakinnî ashûmu wa ufthiru, wa ushalli wa arqadu wa atazawwaju an-nisâ`a, faman raghiba ‘an sunnatî fa laisa minnî.

Wa qâla aidlan, yâ ma’syarasy syabâba man istathâ’a minkum al-bâ`ata fal yatazawwaj, fainnahu aghadldlu lil bashari wa ahshanu lil farji, man lam yastathi’ fa ‘alaihi bish shaumi fainnahu lahu wijâ`un. 

wa qâla aidlan, khairun nisâ`a imra`atun idzâ nadzarta ilaihâ sarratka, wa idzâ amartahâ athâ’atka, wa idzâ ghibta ‘anhâ hafadzatka fî nafsihâ wa mâlika.

Wa qâlallâhu ta’âla, yâ ayyuhannâsu innâ khalaqnâkum min dzakarin wa untsa wa ja’alnâkum syu’ûban wa qabâila li ta’ârafû, inna akramakum ‘indallâhi atqâkum.

Wa qâla aidlan, wa ankihû al-ayyâma minkum wash shâlihîna min ‘ibâdikum wa imâikum in yakûnû fuqarâ`a yughnihimullâha min fadhlihi wallâhu wâsi’un ‘alîm.

Bârakallâhu lî wa lakum fil qur`ânil ‘adzîm. Wa nafa’anî wa iyâkum bimâ fîhi minal âyati wadz dzikril hakîm wa taqabbal minnî wa minkum tilâwatahu innahû huwat tawâbur rahîm.

A’ûdzu billâhi minasy syaithânirrajîm yâ ayyuhannâsu ittaqullâha rabbakumulladzî khalaqakum min nafsin wâhidatin wa khalaqa minhâ zaujahâ wa batstsa minhumâ rijâlan katsîran wa nisâ`a. wattaqullâha alladzî tasâ`alûna bihi wal arhâm. Innallâha kâna ‘alaikum raqîba.

Aqûlu qauli hâdzâ wastaghfirullâha al-‘adzîm lî wa lakum wali wâlidayya wali masyâyikhina wali sâiril muslimîna. Fastaghfirûhu innahû huwal ghafûrurrahîm.

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dari setitik air, lalu Dia menjadikannya keturunan dan kekerabatan, dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, limpahkanlah rahmat ta’dhim dan kesejahteraan atas junjungan kami Nabi Muhammad saw, seutama-utama penciptaan makhluk dan atas keluarga dan shahabatnya dengan limpahan rahmat ta'dhim serta kesejahteraan yang banyak.

Setelah itu, wahai yang hadhir, aku mewasiatkan padamu dan diriku untuk bertaqwa kepada Allah, karena sesungguhnya itu adalah kemenangan (yang besar) bagi orang-orang yang bertaqwa. Allah swt berfirman dalam kitab-Nya yang mulya: Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan sekali-kali janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan menyerahkan diri pada Allah (beragama Islam)

Ketahuilah bahwa nikah itu adalah sunah dari beberapa sunah Rasulullah saw. Nabi saw bersabda: Adapun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa kepada-Nya. Akan tetapi aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barang siapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku.

Dan beliau bersabda lagi: Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan (menafkahi keluarga), maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih bisa menjaga kemaluan, dan barang siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena hal itu akan lebih bisa meredakan gejolaknya.

Dan beliau bersabda lagi: Istri yang baik adaalah wanita yang menggembirakan hatimu ketika dipandang, apabila kamu perintah ia mentaatimu, apabila kamu tiada ia mampu menjaga kehormatan dirinya dan hartamu

Dan Allah swt berfirman: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. 

Dan Allah swt berfirman pula: Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. 

Semoga Allah memberi berkah kepadaku dan kepadamu dalam Qur'an yang agung. Dan memberi manfaat kepadu dan kepadamu terhadap apa yang ada di dalamnya, dari ayat-ayat dan peringatan yang bijak, dan semoga Allah menerima dariku dan darimu dalam membacanya, karena sesungguhnya Allah Maha penerima Tobat lagi Maha Penyayang

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Aku katakan perkataanku ini, dan mohon ampun pada Allah Yang Maha Agung untukku dan untukmu, untuk kedua orang tau dan guru-guru serta untuk orang Islam lainnya. Maka mohonlah ampun kepada-Nya, karena sesunggunya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

SUMBER : NU Online Pusat

Maulid Kebangsaan Kiai Said Aqil Serukan "Palestina Dizalimi, Umat Islam Tak Boleh Diam"

Kiai Said Aqil Siroj Serukan "Palestina Dizalimi, Umat Islam Tak Boleh Diam"



Maulid Kebangsaan Kiai Said Aqil Serukan "Palestina Dizalimi, Umat Islam Tak Boleh Diam" - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan, umat Islam tidak boleh diam melihat kezaliman yang menimpa Palestina. Menurut dia, apa yang dilakukan Donald Trump yang mengklaim Yerusalem ibu kota negara Israel adalah adalah bentuk kezaliman dan menantang arus internasional demi keuntungan satu bangsa.

Membela tanah air, menurutnya, adalah menjalankan perintah agama karena tanah yang subur kaya-raya ini merupakan amanah Allah sehingga wajib mengembangkan dan membangunnya. 

“Itu perintah agama, bukan perintah politik,” tegasnya pada pidato di peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Pimpinan Pusat Fatayat NU di gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (16/12).  

Umat Islam, menurutnya, harus membela Palestina dan menolak Yerusalem sebagai ibu kota Israel karena itu adalah bentuk kezaliman terhadap tanah air sebuah negara. 

“Kita tak boleh diam terhadap kezaliman. Kita tak boleh berpangku tangan. Ini harus kita lawan. Kita harus membela Palestina. Kita harus berada di belakang Palestina,” serunya. 

Pada Jumat (15/12) Kiai Said mewakili tokoh-tokoh lintas agama untuk menyampaikan pernyataan sikap terhadap klaim sepihak Donald Trump itu. Juga mendukung sikap pemerintah Indonesia untuk menyuarakan kedaulatan Palestina. 

Menurut Kiai Said, hal itu sebagai wujud implementasi diktum pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan".

“Maka kami mendukung langkah pemerintah Indonesia untuk terus memperjuangkan dengan lantang tentang kedaulatan Palestina,” katanya.

Sumber : NU Online Pusat

Keutamaan Membaca Shalawat di Hari Jumat

Keutamaan Membaca Shalawat di Hari Jumat


Dalam Kitab Nawadirul Hikayah Karya Syaikh Syihabuddin bin Salamah Al Qulyuby termaktub hadits:

روي عن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله غليه وسلم: "من صلى عليّ في يوم الجمغة مائة مرة قضى الله له مائة حاجة, سبعين من حوائج الأخرة وثلاثين من حوائج الدنيا. ويوكل الله بصلاته على ملكا حتى يدخلها على قبري كما تدخل على أحدكم الهداية. ويخبرني بإسمه فأثبته عندي في صحيفة بيضاء وأكفئه بها يوم القيامة. 


Artinya: diriwayatkan dari Anas radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah Salallahu 'alaihi wasalam bersabda: 

"Barang siapa bershalawat kepadaku di hari Jumat 100 kali, maka Allah akan mengabulkan baginya 100 hajat (kebutuhan), yang 70 dari kebutuhan akhirat dan 30 dari kebutuhan-kebutuhan duniawi. Dan Allah membebankan shalawat tersebut kepada malaikat hingga menghaturkannya ke kuburanku, layaknya (cahaya) hidayah yang masuk kepada kamu sekalian,  dan malaikat memberi tahu akan namanya, kemudian aku menetapkannya di sampingku di dalam lembaran yang putih bersih, dan dengan shalawatnya, aku mencukupinya (memberi syafaat) kelak di hari kiamat,".

Lewat Hadits diatas, dapat disimpulkan bahwa, keutamaan membaca shalawat di hari Jumat 100 kali, adalah::

1. Dikabulkan 100 hajatnya: 70 mengenai kebutuhan akhirat dan yang 30 kebutuhan dunia

2. Bacaan shalawatnya tersampaikan kepada nabi oleh malaikat atas perintah Allah

3. Bagi yang bershalawat, namanya akan disebut malaikat di kehadirat nabi

4. Namanya akan diingat dan dicatat nabi dalam lembaran yang putih dan bersih

5. Nabi Muhammad SAW akan memberikan syafaatnya kelak di hari kiamat kepada orang  yang telah membaca shalawat untuknya.

Subhanallah, sungguh banyak sekali keutamaan-keutamaan membaca shalawat. Marilah di momen bulan Ramadan ini, kita perbanyak melakukan amal shalih seperti membaca shalawat nabi. 

Apalagi telah dipahami, bahwa di bulan Ramadhan semua amal ibadah dilipat gandakan pahalanya. Allahumma shalli wa sallim 'ala sayyidina Muhammad.

1 Juni Jadi Hari Lahir Pancasila ! Ada Apakah ?

1 Juni Jadi Hari Lahir Pancasila ! Ada Apakah ?

Hari ini kita memperingati kelahiran Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia. Sebelumnya sempat muncul perdebatan mengenai hari lahir Pancasila.

"Pemerintah bersama seluruh komponen bangsa dan masyarakat Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni," bunyi Peraturan Presiden (Perpres) No 24 Tahun 2016 Tentang Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6/2017).

Lalu, mengapa tanggal 1 Juni yang dipilih?

Pada Perpres tersebut dijelaskan bahwa penetapan hari lahir Pancasila mengacu pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei-1 Juni 1945. Dalam hari-hari itu, ada 3 orang tokoh yang memaparkan tentang dasar negara yakni Muhammad Yamin, Soepomo, kemudian Sukarno.

Istilah Pancasila baru diperkenalkan oleh Sukarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Tetapi masih ada proses selanjutnya yakni menjadi Piagam Jakarta (Jakarta Charter) pada 22 Juni 1945 dan juga penetapan Undang-undang Dasar yang juga finalisasi Pancasila pada 18 Agustus 1945.

"Bahwa rumusan Pancasila sejak tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir Sukarno, rumusan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 hingga rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah satu kesatuan proses lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara," tulis perpres itu.

Rumusan yang disampaikan Sukarno pada waktu itu pun berbeda dengan susunan Pancasila yang kita kenal sekarang. Dasar negara yang disampaikan Bung Karno waktu itu secara berurutan yakni: Kebangsaan, Internasionalisme atau perikemanusiaan, Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa--namanya ialah Pancasila," tutur Sukarno dalam sidang BPUPKI," tutur Sukarno seperti dikutip dalam buku Tjamkan Pancasila: Pancasila Dasar Falsafah Negara.

Oleh para anggota BPUPKI kemudian disepakati bahwa pidato Sukarno-lah yang menjawab pertanyaan sidang tentang apa dasarnya Indonesia merdeka. Setelah itu dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

"Pidato itu menarik perhatian anggota Panitia dan disambut dengan tepuk tangan yang riuh. Sesudah itu sidang mengangkat suatu Panitia Kecil untuk merumuskan kembali Pancasila yang diucapkan Bung Karno itu," tulis Muhammad Hatta tahun 1978 dalam 'Wasiat Bung Hatta kepada Guntur Sukarno Putra' seperti dilampirkan di buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia cetakan tahun 2011.

PPKI terdiri dari 9 orang dan dalam perjalanannya sempat merumuskan Piagam Jakarta. Tetapi kemudian isi dari Piagam Jakarta ditolak oleh perwakilan warga dari Indonesia timur. Sehingga pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkanlah Pancasila yang kita kenal sekarang ini seperti tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi:

Satu: Ketuhanan Yang Maha Esa
Dua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Tiga: Persatuan Indonesia
Empat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan
Lima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia 

Marilah Cegah Hoax Mulai dari Diri Sendiri

Marilah Cegah Hoax Mulai dari Diri Sendiri

Marilah Cegah Hoax Mulai dari Diri Sendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jepara, Jawa Tengah merasa prihatin dengan ancaman hoax (kabar bohong) yang kian mewabah. Jadi pihaknya memberbagi sikap atas ancaman itu. 

Sikap itu Erkham Sobri hinggakan saat memberi tau sambutan dalam Talkshow Turn Back Hoax yang diadakan PMII Ratu Shima Unisnu Jepara bertempat di gedung MWCNU Tahunan, Kompleks Kampus Unisnu Jepara, Sabtu (15/4). 

Menurut Ketua PMII Cabang Jepara tutorial mencegah kabar hoaxharus dimulai dari diri sendiri. “Bahaya hoaxharus dihindari sedini mungkin,” ucap Erkham. 

Sebab kata dirinya di era milenial ini usia balita pun telah dihadapkan dengan teknologi. Sebab itu, sepulang dari kegiatan itu, ia berharap terhadap peserta untuk menebar efek positif terhadap masyarakat luas untuk tak menyebar hoax.

“1 kali  Engkau  menyebar kabar hoax serta isinya propaganda efeknya sangat berbahaya sekali,” tegas Erkham. 

Peluang itu pihak PMII mengajak 2 narasumber. Arif Darmawan yang diberi peluang sebagai pembicara awal mengemukakan bahwa media sosial (medsos) ibarat pedang bermata dua. 

Di satu segi kata Kabid Kominfo Diskominfo Jepara dengan medsos diberbagi kemudahan untuk mengakses. Di segi yang lain adalah 1 ancaman. 

Satu ancaman itu sebut Arif ialah hoax. Kabar bohong itu lanjutnya tak jarang dijumpai saat-saat Pilkada utamanya hate speech (ujaran kebencian). Sebabnya, pertama, terhadap mahasiswa ia meminta untuk kritis. Kedua, tabayun alias kroscek. 

Sekalipun hoax yang telah tersebar mengutip ayat alquran, ia meminta untuk tabayyun terutama terhadap orang yang lebih tahu. 

Hal lain dikemukakan M. Abdullah Badri. Sekretaris PC LTNNU Jepara itu mengingatkan membikin serta menyebar kabar hoax tanggung jawabnya di dunia juga di akhirat. 

Dalam menghadapi ancaman hoax, senada dengan Arif yakni mencari pembenaran, hoax tegas Badri mesti dilawan. Kabar di lawan kabar. Status juga dilawan status serta sesemakinnya. Menurutnya faktor itu adalah solusi yang manjur. (Syaiful Mustaqim/Fathoni)
PMII:Tangkal  Hoax Mulai dari Diri Sendiri
Jepara, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jepara, Jawa Tengah merasa prihatin dengan ancaman hoax (kabar bohong) yang kian mewabah. Jadi pihaknya memberbagi sikap atas ancaman itu. Marilah Cegah Hoax Mulai dari Diri Sendiri

Sikap itu Erkham Sobri hinggakan saat memberi tau sambutan dalam Talkshow Turn Back Hoax yang diadakan PMII Ratu Shima Unisnu Jepara bertempat di gedung MWCNU Tahunan, Kompleks Kampus Unisnu Jepara, Sabtu (15/4). 

Menurut Ketua PMII Cabang Jepara tutorial mencegah kabar hoaxharus dimulai dari diri sendiri. “Bahaya hoaxharus dihindari sedini mungkin,” ucap Erkham. 

Sebab kata dirinya di era milenial ini usia balita pun telah dihadapkan dengan teknologi. Sebab itu, sepulang dari kegiatan itu, ia berharap terhadap peserta untuk menebar efek positif terhadap masyarakat luas untuk tak menyebar hoax.

“1 kali  Engkau  menyebar kabar hoax serta isinya propaganda efeknya sangat berbahaya sekali,” tegas Erkham. 

Peluang itu pihak PMII mengajak 2 narasumber. Arif Darmawan yang diberi peluang sebagai pembicara awal mengemukakan bahwa media sosial (medsos) ibarat pedang bermata dua. 

Di satu segi kata Kabid Kominfo Diskominfo Jepara dengan medsos diberbagi kemudahan untuk mengakses. Di segi yang lain adalah 1 ancaman. 

Satu ancaman itu sebut Arif ialah hoax. Kabar bohong itu lanjutnya tak jarang dijumpai saat-saat Pilkada utamanya hate speech (ujaran kebencian). Sebabnya, pertama, terhadap mahasiswa ia meminta untuk kritis. Kedua, tabayun alias kroscek. 

Sekalipun hoax yang telah tersebar mengutip ayat alquran, ia meminta untuk tabayyun terutama terhadap orang yang lebih tahu. 

Hal lain dikemukakan M. Abdullah Badri. Sekretaris PC LTNNU Jepara itu mengingatkan membikin serta menyebar kabar hoax tanggung jawabnya di dunia juga di akhirat. 

Dalam menghadapi ancaman hoax, senada dengan Arif yakni mencari pembenaran, hoax tegas Badri mesti dilawan. Kabar di lawan kabar. Status juga dilawan status serta sesemakinnya. Menurutnya faktor itu adalah solusi yang manjur. Pesan Kami : Marilah Cegah Hoax Mulai dari Diri Sendiri

NU Cerminkan Akhlak Nabi, Membuat Dunia Luar Kagum

NU Cerminkan Akhlak Nabi, Membuat Dunia Luar Kagum

PAC IPNU Mejobo - NU Cerminkan Akhlak Nabi, Membuat Dunia Luar Kagum. Katib Syuriyah PBNU KH Zulfa Musthofa berkata, Nahdlatul Ulama merupakan Jam'iyyah mubarokah serta mayoritas yang berdasarkan penelitianForum  Survei Indonesia (LSI) tahun 2014 mempunyai anak buah lebih dari 90 juta yang tersebar di seluruh penjuru dunia.

NU di Indonesia, lanjutnya, menjadi patokan serta contoh Islam yang sopan, toleran, lemah lembut serta mencerminkan adab Nabi. Serta ini menurutnya yang sangat dikagumi oleh orang-orang di dunia luar.

"Maka jangan ragu serta takut untuk berkata, saya NU," tegas Kiai Zulfa di depan warga NU Kabupaten Tanggamus Lampung saat hadir pada Puncak kegiatan Harlah ke-94 Nu di halaman Masjid Nurul Faizin Islamic Centre Tanggamus, Lampung, Ahad (17/4/17).

Lebih lanjut, ia mengundang terhadap warga NU untuk semakin istiqomah menjadi orang NU yang sekarang tak sedikit sekali memperoleh rongrongan dari beberapa kelompok serta paham keagamaan. "Mudah-mudahan keistiqomahan ini menjadikan selamat dunia serta akhirat," harapnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua PWNU Lampung KH Sholeh Bajuri yang hadir pada agenda tersebut mengenai tak sedikitnya golongan yang sekarang menghadang langkah NU baik dari kaum takfiri serta sejenisnya. NU Cerminkan Akhlak Nabi, Membuat Dunia Luar Kagum

"Warga NUharus merapatkan barisan menjadi barisan yang besar, sebab NU mempunyai tanggung jawab untuk menjaga Akidah Ahlussunah Waljamaah An-Nahdliyah," ujarnya.

Dalam Kegiatan ini, PCNU Tanggamus juga menyalurkan santunan terhadap anak yatim piatu serta anak tak lebih sanggup yang berasal dari 20 kecamatan di Kabupaten Tanggamus. Sebelum Agenda dimulai juga diperbuat Pengangkatan Pengurus beberapa Badan Otonom yaitu  PC GP Ansor , PC JATMAN, PC ISHARI serta PC ISNU Kabupaten Tanggamus.

Nampak hadir pada kegiatan tersebut Plt. Bupati Tanggamus H Samsul Hadi yang juga Katib Syuriyah PCNU Tanggamus, Ketua DPRD Tanggamus serta sejumlah Ketua Organisasi Badan Otonom NU Provinsi Lampung.

Dalam sambutannya, Samsul Hadi memberi tau apresiasinya terhadap NU dalam kiprahnya ikut membangun Kabupaten Tanggamus. Ia mengundang terhadap Warga NU untuk semakin bersama-sama membikin inovasi serta perubahan untuk menambah prestasi Bumi Tapis Sai Tanggom ini.

Demikianlah Artikel tentang NU Cerminkan Akhlak Nabi, Membuat Dunia Luar Kagum yang bersumber dari NU.or.id

Inilah Hukum Tidur Menjelang Waktu Shalat Tiba


Inilah Hukum Tidur Menjelang Waktu Shalat Tiba

Inilah Hukum Tidur Menjelang Waktu Shalat Tiba - Tidur sudah menjadi aktivitas rutin manusia. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa menghindar dari rasa kantuk. Baik suka ataupun tidak suka, rasa kantuk pasti akan datang pada setiap orang saat kondisi tubuh sudah lelah. Dikarenakan tidur sudah menjadi keniscayaan, Rasulullah SAW sering kali mengingatkan sahabat agar pandai membagi waktu ibadah dan istirahat. 

Jangan sampai seharian penuh beribadah terus tanpa henti karena tubuh juga butuh istirahat. Bahkan, Rasulullah SAW pernah menegur seorang sahabat yang terlihat lemas di siang hari, lantaran beribadah sepanjang malam. Oleh sebab itu, kita sangat dianjurkan menyeimbangkan waktu tidur dengan ibadah. Pada saat tubuh lelah istirahatlah terlebih dahulu supaya nanti bisa mengerjakan ibadah dengan baik dan tepat waktu.

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Misalnya, waktu shalat digunakan untuk waktu tidur atau waktu tidur digunakan untuk bekerja. Beberapa kali, mungkin kita pernah merasakan, menjelang waktu shalat tiba, rasa kantuk datang mengantui dan membuat kita tertidur lelap atau memang sengaja untuk tidur dengan harapan bisa bangun sebelum waktu shalat berakhir.

Inilah Hukum Tidur Menjelang Waktu Shalat Tiba - Menurut Zaynuddin al-Malibari dalam Fathul Mu’in, dimakruhkan tidur ketika waktu shalat sudah masuk dan yang bersangkutan belum mengerjakan shalat. Beliau mengatakan:

يكره النوم بعد دخول وقت الصلاة وقبل فعلها، حيث ظن الاستيقاظ قبل ضيقه لعادة أو لإيقاظ غيره له، وإلا حرم النوم الذي لم يغلب في الوقت

“Dimakruhkan tidur saat waktu shalat telah masuk dan belum mengerjakannya, sekira-kira ada kemungkinan bangun tidur sebelum akhir waktu atau ada orang lain yang membangunkan. Jika tidak, diharamkan tidur (bagi yang tidak kantuk berat) di waktu shalat.”
Tidur pada waktu shalat ataupun menjelang waktu shalat dimakruhkan karena dikhawatirkan tidak bangun hingga waktu shalat sudah abis, meskipun menurut kebiasaan orang yang bersangkutan bisa bangun sebelum akhir waktu atau ada orang yang akan membangunkannya. Hukum tidur bisa berubah menjadi haram bagi orang yang suka kebablasan dan tidak ada orang yang membangunkannya.
 Abu Bakar Syatha al-Dimyati dalam I’anatul Thalibin menjelaskan:
فإن غلب لا يحرم ولايكره
“Andaikan tertidur lantaran kantuk berat tidak diharamkan dan tidak dimakruhkan pula”
Tertidur dalam waktu shalat dan belum mengerjakannya, dalam pandangan Abu Bakar Syatha, tidak diharamkan dan dimakruhkan selama tidak sengaja dan dalam kondisi kantuk berat. Ini tidak diharamkan karena Rasulullah berkata, “Tidak dikenakan kewajiban pada tiga orang: orang tidur sampai bangun, anak kecil sampai mimpi, dan orang gila sampai berakal atau normal” (HR: Ibnu Majah).
Dengan demikian, pada waktu shalat sudah masuk ataupun menjelang masuk waktu shalat, kerjakanlah shalat terlebih dahulu atau tunggu sampai waktu shalat tiba. Setelah itu, barulah tidur agar tidak dianggap melalaikan kewajiban. Inilah Hukum Tidur Menjelang Waktu Shalat Tiba
Wallahu a’lam.

Ketika Istri Kiai Arwani Kudus Cemburu (Sebuah Teladan Bagi Umat)


Ketika Istri Kiai Arwani Kudus Cemburu (Sebuah Teladan Bagi Umat)


Ketika Istri Kiai Arwani Kudus Cemburu (Sebuah Teladan Bagi Umat) - Kiai Arwani Amin, Kudus, Allahu yarham, beserta putra-putranya tidak habis pikir mengapa akhir-akhir ini istri beliau sering uring-uringan. Padahal sebelum Kiai Arwani sakit, beliau tak pernah berperilaku demikian. Sebelumnya beliau justru menjadi istri yang sangat lembut. Namun setelah Kiai Arwani sakit keadaan berbalik begitu drastis.

Karena kebingungan para putra Kiai Arwani sowan kepada Maulana Habib Lutfi di Pekalongan. Kepada beliau mereka menyampaikan permasalahannya dan memohon petunjuk. “Ini bagaimana, Habib?” Keluh mereka.

Mendengar penuturan keluarga Kiai Arwani ini Habib Lutfi tak segera berbicara. Sejenak beliau terdiam lalu tersenyum.

“Nggak apa-apa,” kata beliau kemudian. “Ibu kalian itu uring-uringan itu wajar. Dia lagi cemburu.”

“Cemburu bagaimana, Habib?” mereka tak memahami.

“Allah memberi kasyaf kepada ibu kalian sehingga dapat melihat suaminya, bapak kalian, sedang menjadi rebutan para bidadari,” jelas Habib Lutfi.

Ketika para putra Kiai Arwani sampai kembali di rumah mereka menyakan kepada ibunya perihal sering uring-uringannya itu. Sang ibu dengan tegas menjawab, “bagaimana tidak marah, lah wong setiap hari aku melihat bapakmu dipeluk perempuan cantik-cantik!”

Bila baru sakit saja sudah menjadi rebutan bidadari, bagaimana nanti setelah meninggal?

Cerita ini dikisahkan KH Subhan Makmun, Rais Syuriyah PBNU, dalam kajian kitab Tafsir al-Munir di Islamic Center Brebes, Ahad 7 Februari 2016)

3 Tokoh Negara : Titik Temu Pemikiran Gus Dur, Cak Nur dan Syafi'i Ma'arif

3 Tokoh Negara : Titik Temu Pemikiran Gus Dur, Cak Nur dan Syafi'i Ma'arif

3 Tokoh Negara : Titik Temu Pemikiran Gus Dur, Cak Nur dan Syafi'i Ma'arif - Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid mengatakan, pemikiran-pemikiran KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholish Madjid (Cak Nur), dan Syafi’i Ma’arif (Buya Syafii) masih sangat relevan dengan kondisi Islam saat ini. Menurutnya, pemikiran ketiga tokoh itu tidak jauh berbeda meski mereka memiliki latar belakang budaya yang berbeda.

“Kalau kita melihat pemikiran beliau-beliau itu tidak terlalu jauh berbeda meski latar belakangnya beda antara NU dan Muhammadiyah,” katanya saat menjadi narasumber dalam acara diskusi publik dengan tema Merawat Pemikiran Guru-guru Bangsa yang diselenggarakan oleh Universitas Paramadina dan Nurcholish Madjid Society di Jakarta, Rabu (12/4).

Yenny menjelaskan ketiga guru bangsa tersebut memiliki persamaan atau titik temu terutama dalam hal mensintesiskan pemikiran Islam. Menurut dia, pemikiran-pemikiran Gus Dur, Cak Nur, dan Buya Syafii adalah sintesisasi antara ilmu-ilmu keislaman seperti fikih, usul fikih, qowaidul fikih dan lainnya dengan filsafat Barat. 

“Ada kultur Jawa yang mempengaruhi. Seperti konsep agama itu sebagai agemi aji atau pakaiannya jiwa. Agama tidak hanya dipahami secara kognitf saja, tetapi betul-betul dirasakan yang mendalam dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap putri kedua Gus Dur itu.

Maka dari itu, pemikiran-pemikiran ketiga guru bangsa itu lebih mengedepankan Islam secara substansial dari pada Islam formal. Baginya, ketiga tokoh itu juga memiliki pemikiran-pemikiran yang luar biasa dalam hal keindonesiaan.

Sementara itu, narasumber lainnya Abdul Mu’thi menjelaskan, ketiga tokoh itu memiliki akar pemahaman Islam yang kuat. Menurutnya, pemikiran-pemikiran Gus Dur menggambarkan pemikiran dari Hadlratussyekh Hasyim Asy'ari karena memang dia cucu dan juga tumbuh di lingkungan NU. 3 Tokoh Negara : Titik Temu Pemikiran Gus Dur, Cak Nur dan Syafi'i Ma'arif

Sedangkan pemikiran Cak Nur dan Buya Syafii adalah perpaduan antara pemikiran Timur dan Barat karena mereka pernah belajar di pesantren dan juga belajar di Negara Barat.

Mu’thi mengatakan, ketiga tokoh itu itu juga memiliki kesamaan dalam hal kesederhanaan hidup. “Kesederhanaan dalam hidup. Ini juga yang dimiliki tiga tokoh ini,” jelas Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Muhammadiyah itu.

Sedangkan, Mohamad Sobary yang juga menjadi narasumber menuturkan, gelar guru bangsa itu bukan untuk orang yang memiliki tingkat keilmuan yang sangat tinggi tetapi untuk mereka yang memiliki kecerdasan yang luas dan mampu mengamalkan ilmunya tersebut.

“Guru bangsa itu adalah guru laku. Guru akhlak yang paling mulia,” urainya.

Turut hadir dalam acara diskusi tersebut istri Cak Nur Ommy Komariyah dan beberapa Dosen Universitas Paramadina. 3 Tokoh Negara : Titik Temu Pemikiran Gus Dur, Cak Nur dan Syafi'i Ma'arif

HTI Pawai Bawa Simbol Anti-NKRI, Semua Harus Bertindak tegas

HTI Pawai Bawa Simbol Anti-NKRI, Semua Harus Bertindak tegas

HTI Pawai Bawa Simbol Anti-NKRI, Semua Harus Bertindak tegas - Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI di Kota Bandarlampung, Lampung akan menggelar Masyirah Panji Rasulullah pada Ahad 16 April 2017.

Kapolda Lampung Irjend Pol Sudjarno menegaskan, pihaknya akan mengambil tindakan jika dalam kegiatan HTI tersebut terdapat bendera atau simbol yang tidak seideologi atau anti-NKRI.

"Terima kasih kepada GP Ansor dan Banser serta warga NU yang sudah bersama-sama kami menjaga NKRI," ungkapnya saat menemui Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor Lampung beserta jajaran, Rabu (12/4).

Kepolisian berharap agar semua elemen tidak melakukan hal-hal di luar ranahnya. "Saya minta Ansor dan Banser untuk mengajak dulu. Artinya semua masih bisa diakomodir dan diatasi oleh Polda," pintanya dan berharap tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Itulah sebabnya jika HTI Pawai Bawa Simbol Anti-NKRI, Semua Harus Bertindak tegas.

Ketua PW GP Ansor Lampung Hidir Ibrahim menegaskan bahwa ormas yang mengusung ideologi khilafah jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila. Jika Ormas ini dibiarkan terus berkembang akan menjadi sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI.

Pawai yang juga dilakukan di beberapa provinsi tersebut, menurutnya, seakan-akan ingin mempertunjukkan power dan menantang elemen yang menjaga NKRI.

"Jika mereka akan mengadakan kegiatan ya silakan. Tapi jangan ada bendera, jangan ada simbol-simbol," katanya dengan meminta Kepolisian untuk mengawasi dan menghentikan jika di dalamnya ada kegiatan penanaman ideologi yang mengancam NKRI. HTI Pawai Bawa Simbol Anti-NKRI, Semua Harus Bertindak tegas.

Pernahkah Rasulullah SAW Melaksanakan Puasa Rajab? Bid'ah Kah?

Pernahkah Rasulullah SAW Melaksanakan Puasa Rajab? Bid'ah Kah? - Hukum puasa Rajab selalu menjadi bahan perbincangan banyak orang. Masyarakat masih bertanya-tanya bagaimana sesungguhnya kedudukan puasa Rajab dalam Islam: apakah disunnahkan atau dilarang? Jawaban dari pertanyaan ini tentu bukanlah sesuatu yang baru. Sudah banyak ulama yang menjelaskan mengenai kebolehannya.

Pernahkah Rasulullah SAW Melaksanakan Puasa Rajab? Bid'ah Kah?

Akan tetapi, setiap masuk bulan Rajab selalu saja ada orang ataupun kelompok yang menafikan kebolehan amal baik itu. Alasan yang mereka kemukakan biasanya sangat khas dan itu-itu saja: adakah hadis spesifik tentang kesunnahan puasa Rajab atau pernahkah Rasulullah SAW mengerjakannya.

Dulu, pertanyaan semacam ini pernah diutarakan Utsman Ibn Hakim al-Anshari terhadap Sa’id Ibn Jubair. Dialog antara keduanya dicatat oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya. Berikut kutipannya:

سألت سعيد بن جبير عن صوم رجب فقال سمعت بن عباس يقول كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى نقول لا يفطر ويفطر حتى نقول لا يصوم
 
“Saya bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa Rajab, beliau menjawab berdasarkan kisah dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah SAW senantiasa berpuasa sampai kami berkata nampaknya beliau akan berpuasa seluruh bulan. Namun suatu saat beliau tidak berpuasa sampai kami berkata, nampaknya beliau tidak akan puasa sebulan penuh.” (HR: Muslim)

Hadis ini menunjukan Rasulullah pernah mengerjakan puasa di bulan Rajab walaupun tidak sebulan penuh. Ini sekaligus membuktikkan puasa Rajab bukanlah termasuk perkara bid’ah tercela. Supaya lebih jelas, Imam al-Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan:
   
الظاهر أن مراد سعيد بن جبير بهذا الاستدلال أن لا نهي عنه ولا ندب فيه لعينه بل له حكم باقي الشهور ولم يثبت في صوم رجب نهي ولا ندب لعينه ولكن أصل الصوم مندوب إليه وفي سنن أبي داود أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ندب إلى الصوم من الأشهر الحرم ورجب أحدها

“Maksud Sa’id Ibn Jubair beristidlal dengan hadis ini adalah pada dasarnya Rasulullah SAW tidak melarang puasa Rajab dan tidak pula menyunnahkannya. Akan tetapi, hukum puasa Rajab sama dengan puasa di bulan lain. Tidak ada dalil spesifik yang melarang puasa Rajab dan menyunnahkannya. Pada hakikatnya, hukum puasa adalah sunnah. Dalam Sunan Abu Dawud dijelaskan bahwa Rasulullah SAW mensunnahkan puasa di bulan haram (asyhur hurum) dan Rajab salah satu dari bulan tersebut.”

Dari penjelasan Imam al-Nawawi di atas dapat dipahami bahwa melakukan puasa di bulan rajab adalah sunnah dengan beberapa alasan: pernah, dilihat dari hukum asalnya, puasa disunnahkan kapan pun selama tidak dikerjakan pada waktu terlarang, seperti hari raya Idhul Fitri atau Idhul Adha; kedua, meskipun tidak ditemukan dalil spesifik terkait puasa Rajab, namun perlu diperhatikan, Rasulullah SAW mensunnahkan puasa di bulan haram (asyhur hurum) dan Rajab termasuk salah satu dari bulan haram. Wallahu a’lam. Pernahkah Rasulullah SAW Melaksanakan Puasa Rajab? Bid'ah Kah?

Sosok KH. Hasyim Muzadi - Komitmen Kebangsaan dan Moderasi Islam

Sosok KH. Hasyim Muzadi - Komitmen Kebangsaan dan Moderasi Islam

PAC. IPNU - IPPNU Mejobo - Sosok KH. Hasyim Muzadi - Komitmen Kebangsaan dan Moderasi Islam Dunia internasional yang kerap diwarnai aksi ekstremisme membutuhkan progresvitas pemikiran serta praksis gerakan yang bisa menumbuhkan Islam sebagai agama Rahmat serta perdamaian di atas semua golongan.

Langkah strategis ini diperbuat oleh KH Ahmad Hasyim Muzadi ketika mendirikan lembaga bernama International Conference of Islamic Scholars (ICIS) saat dirinya menjabat sebagai KetuaGenerik  PBNU dalam rentang periode 1999-2009.Forum  ini menjadi corong serta wadah bukan hanya bagi para ulama, tetapi juga para akademisi serta cendekiawan untuk bersama-sama mewujudkan perdamaian dunia.

ICIS juga menjadi wadah bagi generasi muda dalam meperbuat rembug bersama untuk menyikapi beberapa masalah bangsa dengan meperbuat sejumlah kajian strategis. Komitmen kebangsaan yang mengglobal ini tidak lahir dari langkah instan KH Hasyim Muzadi, melainkan melewati proses panjang ketika dirinya aktif berorganisasi di beberapa jenjang.

Ahmad Hasyim Muzadi lahir di Bangilan, Tuban, Jawa Timur pada 8 Agustus 1944 silam dari pasangan KH Muzadi serta Nyai Hj Rumyati. Ia memiliki istri bernama Hj Mutamimah yang dari rahimnya lahir 6 orang anak yang terdiri dari 3 putra serta 3 putri.

Hasyim Muzadi memulai pendidikannya di Madrasah Diniyah Tuban pada 1950-1953. Ia kemudian meneruskan ke jenjang pendidikan dasar di SD Tuban tahun 1954-1955 serta berlanjut di SMPN 1 Tuban pada 1955-1956.

Lulus dari sejumlah sekolah tersebut, Hasyim Muzadi meneruskan pengembaraan ilmunya ke beberapa pesantren di antaranya Pesantren Gontor, Ponorogo (1956-1962), Pesantren Senori Tuban (1963), serta Pesantren Lasem di tahun yang sama (1963).

Pendidikan tinggi ia tempuh di Institut Agama Islam (IAIN)Harta benda ang pada 1964-1969. Di masa mahasiswa inilah dirinya mulai aktif di beberapa organisasi. Pada saat awal masuk kuliah di tahun 1954, Hasyim Muzadi telah diamanahkan memimpin Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Bululawang. Setahun kemudian pada 1965, ia juga diamanahi memimpin Anak CabangMobilitas an Pemuda Ansor Bululawang sebagai Ketua PAC.

Dua tahun kuliah di IAINHarta benda ang, ia aktif menggerakkan mahasiswa saat menjadi Ketua Pengurus CabangKonvoi  Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)Harta benda ang pada 1966. Di tahun yang sama, ia juga tercatat memimpin KAMIHarta benda ang.

Sosok KH. Hasyim Muzadi - Komitmen Kebangsaan dan Moderasi Islam Seakan tidak sempat putus bakal kiprah gemilangnya ketika memimpin organisasi, setahun kemudian ia dipilih menjadi Ketua Ceo Cabang GP AnsorHarta benda ang pada 1967-1971. Kesuksesannya dalam mengnasibkan ruh gerakan organisasi semakin dirinya perbuat jadi ketika berakhir di AnsorHarta benda ang, ia dipercaya menjabat Wakil Ketua PCNUHarta benda ang 1971-1973 serta didaulat memimpin sebagai Ketua PCNUHarta benda ang pada 1973-1977. Pada rentang tahun yang sama, ia juga menjabat sebagai Ketua DPC PPPHarta benda ang.

Bukan hanya di tingkat kota, Hasyim Muzadi juga meperbuat pengorbanan dengan cara luas di tingkat provinsi dengan terpilih menjadi Ketua PW GP Ansor Jawa Timur pada 1983-1987. Karir di GP Ansor tersebut ia semakinkan di tingkat pusat dengan menjabat salah satu Ketua PP GP Ansor pada 1987-1988.

Pada tahun 1988, ia kembali ke berbakti di kepengurusan NU di tingkat wilayah dengan menjabat sebagai Wakil Ketua PWNU Jawa Timur sampai tahun 1992. Atas komitmen pengorbanan dalam mengembangkan gagasan serta aksi di PWNU Jatim, ia dipercaya oleh Nahdliyin Jawa Timur menjadi Ketua PWNU Jatim pada tahun 1992-1999. Dirinya juga tercatat sempat menjadi Anak buah DPRD Provinsi Jawa Timur.

Ketika perhelatan Muktamar NU tahun 1999 di Pesantren Lirboyo, Hasyim Muzadi salah seorang yang digadang-gadang bisa menggantikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).Nir  lain serta tidak bukan, Gus Dur-lah yang menimbulkan nama KH Hasyim Muzadi untuk memimpin PBNU. Memang, Muktamirin dengan cara mantap memilih Hasyim Muzadi sebagai sosok komplit sebab telah teruji sanggup memimpin organisasi dari tingkat ranting. Dirinya terpilih menjadi KetuaGenerik  PBNU menggantikan Gus Dur.

Kiai Hasyim Muzadi menjadi KetuaGenerik  PBNU selagi dua periode, yaitu pada 1999-2004 serta 2004-2009. Bagi Kiai Hasyim, tidak gampang menggantikan sosok fenomenal semacam Gus Dur dalam memimpin jam’iyah NU.Nir  hanya perjuangan mengawal Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan cara nasional, Gus Dur juga sanggup menginspirasi dunia internasional untuk menyemai benih-benih perdamaian serta hak-hak kemanusiaan.

Berangkat dari kiprah gemilang Gus Dur itulah, Kiai Hasyim berupaya keras untuk meneruskan perjuangan Gus Dur dalam memoderasi Islam sampai ke level global. ICIS yang didirikan Kiai Hasyim menjadi wadah perjuangan moderasi Islam dari beberapa kalangan. Sebab para ulama, akasemisi, cendekiawan, serta peneliti nasional serta internasional berupaya diakomodasi oleh Kiai Hasyim untuk bergerak bersama dalam mewujudkan kesatuan bangsa serta perdamaian dunia.

Selain menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) ICIS saat itu, Kiai Hasyim juga sempat menjabat sebagai Presiden World Conference on Religions for Peace (WCRP). Organisasi internasional para pemuka agama untuk perdamaian dunia ini juga sempat dipimpin Gus Dur. Jabatan terbaru yang ia emban di PBNU merupakan sebagai Rais Syuriyah pada periode 2010-2015.

Di dunia akademis, KH Hasyim Muzadi sempat membimbing di sejumlah perguruan tinggi terkemuka, di antaranya UIN (dulu IAIN) MaulanaHarta benda ik IbrahimHarta benda ang, UIN Sunan Ampel Surabaya, serta Universitas Indonesia. Ketika mendirikan Pesantren Al-Hikam di Depok, Kiai Hasyim juga mendirikan Sekolah Tinggi Kuliyyatul Qur'an (STKQ) di pesantren tersebut.

Perguruan tinggi yang dibangunnya itu menyediakan besasiswa bagi para penghapal Al-Qur'an. Atas gagasan serta kiprahnya mengampanyekan Islam rahmatan lil alamin sampai ke level dunia, Kiai Hasyim dianugerahi Doktor Honoris Causa bidang Kebudayaaan Islam oleh IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2006.

KH Hasyim Muzadi yang sempat menjadi tandem Megawati Soekarnoputri sebagai Kandidat  Wakil Presiden pada era Pilpres 2004 menghembuskan napas terbaru pada Kamis, 16 Maret 2017 di kediamannya komplek Pondok Pesantren Al-HikamHarta benda ang, Jawa Timur.

Ia meninggal kurang lebih pukul 06.25 WIB seusai beberapa kali mengalami perawatan di ICU Rumah Sakit (RS) LavaletteHarta benda ang sebab kondisi kritis. Tetapi, jenazah Kiai Hasyim Muzadi dimakamkan di Komplek Pondok Pesantren Al-Hikam Depok, Jawa Barat.

Di era Presiden RI Joko Widodo, KH Hasyim Muzadi ditunjuk sebagai salah seorang Anak buah Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Pemakaman Kiai Hasyim diperbuat dengan cara kenegaraan dengan Wakil Presiden HM. Jusuf Kalla sebagai Inspektur Upacara pemakamannya di Pesantren Al-Hikam Depok.

Iring-iringan kenegaraan juga diperbuat ketika jenazah Kiai Hasyim hendak diberangkatkan dari kediamannya diHarta benda ang ke Bandara Abdurrahman Saleh menuju Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta sampai ke Depok. Iring-iringan ini melibatkan sejumlah personel militer dari Angkatan Darat, Angkatan Udara, serta Angkatan Bahari .  

Demikianlah artikel tentang Sosok KH. Hasyim Muzadi - Komitmen Kebangsaan dan Moderasi Islam yang diambil dari sumber lain. Semoga bermanfaat bagi kita semua

Hizbullah Jual Dua Ayam demi Ikut Kaderisasi IPNU


Hizbullah Jual Dua Ayam demi Ikut Kaderisasi IPNU


Tak punya cukup dana guna ikuti Latihan Kader Utama (Lakut), Muhammad Hizbullah rela menjual dua ayam yang ia punya.

"Mau jual hape, tapi 50 (ribu) aja gak bakal dapet," ujar Bul, panggilan akrabnya, sembari menunjukkan ponsel miliknya yang layarnya retak-retak di Musalla PCNU Kabupaten Indramayu, Sabtu, (4/2).

Semangat tinggi Hizbullah dalam mengikuti kaderisasi pernah dilakukan oleh sahabat karibnya, Taufik, yang sekitar dua bulan lalu telah meninggalkannya.

Opik, begitu ia biasa dipanggil, mengikuti Latihan Kader Muda (Lakmud) dengan berjualan es kelapa muda. Ia bermimpi mengikuti jenjang kaderisasi tertinggi pelajar NU, yakni Lakut.

Menurut penuturan pengurus PC IPNU Indramayu Mu'min, dalam keadaan kritis, Taufik tidak bisa diajak interaksi mengingat ia mengalami masalah pada sarafnya. Tetapi, ketika kata Lakut diperdengarkan, kader militan yang status akun Facebooknya penuh dengan ajakan kegiatan IPNU itu merespons dengan menganggukkan kepalanya.

"Kalau kita ngomong Lakut, kepalanya mengangguk-angguk," ucap Mu'min menggebu-gebu berbagi cerita pada Ketua Umum IPNU Asep Irfan Mujahid.

Katanya, PC IPNU Indramayu "ngotot" ingin menjadi tuan rumah Lakut untuk wilayah III Pantura itu karena khusus untuk menghormati perjuangan dan dedikasi Taufik.

"Ini kita hadiahkan khusus untuknya," ujarnya di hadapan rekan-rekan instruktur pimpinan pusat dan pimpinan wilayah.

Sebelum menutup acara, Ketua Umum IPNU Asep Irfan Mujahid secara khusus meminta semua peserta, panitia,dan instruktur mengirimkan hadiah Al-Fatihah untuknya. Seusai itu, kegiatan dilanjutkan dengan tahlil bersama yang dipimpin oleh Wakil Sekretaris Bidang Kaderisasi PP IPNU Abdullah Muhdi. (Syakirnf/Abdullah Alawi)

Ibu Khofifah Minta Mahasiswa Ikut Menjaga Kondisi Bangsa Ini !!!


Sekitar 3000 mahasiswa dari 350 perguruan tinggi se-Indonesia mengikuti Jambore dan Silaturahmi Mahasiswa Indonesia di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta), Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (4/2).

Kegiatan bertema 'Meneguhkan Komitmen Menjaga Indonesia' itu berlangsung hingga Senin (6/4). Ketua panitia acara Septian mengatakan, kegiatan ini menjadi sejarah baru bagi pergerakan mahasiswa.

"Karena pada hari ini, kita dapat berkumpul dalam satu forum. Sebelumnya tidak pernah ada kegiatan rembug bersama mahasiswa se-Indonesia seperti ini," kata Septian dalam sambutannya, Sabtu (4/2) siang.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang itu menambahkan, isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) semakin mengkhawatirkan. Karenanya, mahasiswa harus mampu menyikapi permasalahan tersebut.

"Indonesia ini identik dengan keberagamannya. Perguruan tinggi adalah potret dari keberagaman itu. Maka, sudah saatnya mahasiswa bisa hadir untuk menangani permasalahan tersebut," tambahnya.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang hadir dalam kegiatan tersebut mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, harmoni keindonesiaan harus lahir dari pergerakan mahasiswa.

"Saya memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh mahasiswa yang hadir saat ini. Semoga dari kegiatan ini, Indonesia menjadi negeri yang harmoni," ujarnya.

Khofifah juga mengingatkan agar silaturahmi ini tetap terjaga. Ia berharap para peserta dapat membantu bangsa Indonesia dari beragam permasalahan yang menjadi pekerjaan rumah bersama.

Diambil dari sumber terpercaya Website Resmi NU Pusat 

Pesan Para Kiai Sepuh di Hadapan Presiden Joko Widodo


Pesan Para Kiai Sepuh di Hadapan Presiden Joko Widodo


Para ulama sepuh menggelar pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di kantor Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor di di Jalan Kramat Raya, No 65A, Jakarta, Ahad (11/12) sore. Acara yang dimotori PP GP Ansor ini dirangkai dengan Maulid Nabi dan mengusung tema “Indonesia dari Mata Bathin Kiai”.

Sebelumnya, GP Ansor telah melakukan silaturahim dan memohon sumbangsih pemikiran para kiai dalam menanggapi kondisi Indonesia belakangan ini. Hingga akhirnya para kiai berkumpul secara terbatas dan menghasilkan beberapa rekomendasi untuk Presiden.

Pertemuan tersebut dihadiri antara lain Wakil Rais 'Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Katib 'Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf; para Mustasyar PBNU Abuya Muhtadi Dimyathi, KH Dimyati Rois, TGH Turmudzi Badruddin; Rais Syuriyah PBNU KH Abdullah Kafabihi Mahrus, Katib Syuriyah PBNU KH Abdul Ghafur Maemun, pengasuh Pesantren Al-Aziziyah Jombang KH Abdul Aziz Masyhuri, dan kiai lainnya.

KH Yahya Cholil Staquf di hadapan Jokowi dan disaksikan ribuan kader GP Ansor dari DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, membacakan beberapa butir nasihat para kiai itu. Sebelumnya ia menjelaskan beberapa ulama sepuh yang dijadwalkan hadir seperti KH Maemun Zubair, KH Ahmad Mustofa Bisri, dan KH Ma'ruf Amin terpaksa tak datang karena ada halangan tertentu.

Berikut teks lengkap nasihat para kiai sepuh untuk Presiden Joko Widodo:


Bismillahirrahmanirahim

الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات وبه تتنزل الرحمات وبذكر أصفيائه تتنزل البركات وتنتشر الطمأنينات والسكينات في نفوس  لأبناء والطوائف. والصلاة والسلام على من هو سر الوجود الذي بحضوره حقيقيا ومعنويا تزيد البركات وتعم الروحانيات فيما لنا وفيما حولنا

Para kiai berterima kasih atas perkenan Bapak Presiden RI Ir. H. Joko Widodo  untuk bertemu dan bertukar pikiran dengan para kiai dan menyampaikan  penghargaan atas langkah-langkah Pemerintah yang senantiasa mengedepankan  hikmah dan kebijaksanaan dalam mengatasi masalah-masalah bangsa dewasa ini.  Lebih-lebih dengan masalah-masalh mendasar yang dirasakan oleh rakyat,  termasuk berkurangnya rasa saling percaya di antara sesama warga Bangsa.

Para kiai mengimbau kepada segenap warga bangsa untuk memperbaharui dan mengukuhkan  kembali semangat kebersamaan, saling menenggang, saling menjaga, saling  membantu dan gotong royong. Hal ini penting bukan hanya dalam kaitannya  dengan berbagai keragaman dasar seperti agama, suku, dan ras, tapi juga dalam  kaitannya dengan keseluruhan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara,  termasuk dalam bidang-bidang ekonomi, politik dan hukum. Dalam hal ini,  keadilan adalah kunci, tapi harus pula dilambari dengan semangat persaudaraan  sebangsa yang kokoh.

Para kiai berharap kepada Pemerintah, khususnya Bapak Presiden sebagai  pemimpin bangsa, agar memimpin upaya yang sungguh-sungguh untuk merajut  kembali hubungan silaturahmi di antara elemen-elemen bangsa, dan  mengembangkan strategi kenegaraan serta pembangunan berbagai bidang, sedemikian rupa sehingga dapat dirasakan langsung dan nyata oleh rakyat sebagai  peningkatan jaminan perlindungan bagi kepentingan-kepentingan dan kebutuhan- kebutuhan dasar mereka.      

Para kiai senantiasa siap dan telah terus-menerus mendampingi, ngemong, dan  membantu rakyat, dalam kegelisahan-kegelisahan mereka dan upaya-upaya  mereka untuk memperjuangkan berbagai kepentingan, agar senantiasa berjalan  dalam panduan cita-cita bangsa dan akhlaqul karimah.      

Para kiai mengimbau kepada Pemerintah, khususnya Bapak Presiden sebagai  pemimpin Bangsa untuk memperhatikan berbagai kegelisahan maupun tuntutan  rakyat itu dengan pandangan rahmat dan kasih sayang. Para kiai senantiasa  menyediakan diri lahir-batin, kapan pun Pemerintah membutuhkan saran-saran  dan sumbangan-sumbangan pemikiran. Para kiai akan sangat berbahagia apabila  Pemerintah, khususnya Bapak Presiden, berkenan menjalin hubungan silaturahmi  yang erat, berkesinambungan dan berkelanjutan yang dadasari oleh keikhlasan,  saling percaya dan saling menghormati untuk bersama-sama memikirkan dan  mengupayakan kemasalahatan bagi seluruh rakyat dan bangsa yang kita cintai ini.  Para kiai mengajak untuk meneguhkan kembali semangat keikhlasan serta iman  dan taqwa sebagai landasan niat kita dalam segala upaya mengatasai masalh- masalah Bangsa, agar kita dapat mengharapkan pertolongan dan berkah dari Allah  Subhaanahu Wa Ta’aalaa.

Semoga Allah SWT menjadikan pertemuan pada hari ini bermanfaat bagi seluruh  Bangsa tanpa kecuali, bersesuaian dengan firman-Nya: “rahmatan lil ‘aalamiin”.  Semoga Allah SWT mengaruniakan bagi bangsa ini ruh persatuan dan kesatuan  yang sejati, dan menghindarkan kita semua dari perpecahan.

اللهم أنزل علينا منك رحمة تغنينا بها عن رحمة من سواك، وارحمنا وارحم الإندونيسيين حتى تكون لنا بلدة طيبة وأنت رب غفور. ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين وسلم تسليما كثيرا. سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.