Semarak Peringatan Do'a Akhir dan Awal Tahun Hijriah 1436 H di Kudus (Tradisi Barikan)




Semarak Peringatan Do'a Akhir dan Awal Tahun Hijriah 1436 H di Kudus (Tradisi Barikan)

Kudus - Sejumlah masyarakat Kec. Undaan malam hari ini, Jum'at (24/10/14) menggelar tradisi Barikan. Acara di mulai sekitar Pukul 19.30 WIB (Ba'da Isya').

Barikan merupakan sebuah tradisi untuk menyambut datangnya bulan Sura (Tahun Baru Hijriah).

Tradisi Barikan ini telah berlangsung bertahun-tahun dilakukan, kegiatan ini tak ubahnya selamatan massal yang melibatkan warga setempat.

Ahmad Nafid (35), salah satu warga Undaan Tengah mengatakan, "Sejak saya kecil acara Barikan ini sudah ada."

"Yang khas para warga membawa nasi masing-masing yang sudah dipersiapkan dari rumah."

Warga berharap dengan menggelar acara Barikan menjadi tolak balak serta memudahkan dalam mendapat nafkah dan rejeki.





Referensi : ISK (Informasi Seputar Kudus)


Ayo Bagaimana dengan Semarak Peringatan Do'a Akhir dan Awal Tahun Hijriah 1436 H di Kudus (Tradisi Barikan) di Kecamatan Mejobo.. SHARE Informasi Kalian disini..:)

Sekian dan terima Kasih

Instruksi dari PC.IPNU-IPPNU Kudus Terkait dengan 3 Hari besar (Resolusi Jihad, Tahun Baru Hijriyah,Hari Sumpah Pemuda)





Selamat Rekan-Rekanita semua.. Kali ini Admin Web PAC.IPNU-IPPNU Mejobo akan Share lagi terkait dengan agenda terdekat kita semua, yakni Perinagatan 3 Momen Besar (Resolusi Jihad, Tahun Baru Hijriyah,Hari Sumpah Pemuda). 
Dalam Rangka Menyemarakkan dan memeriahkan 3 Hari Besar tersebut Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kudus menginstruksikan kepada semua kader IPNU-IPPNU se-kabupaten Kudus mulai dari Pimpinan Anak cabang sampai Pimpinan Ranting untuk memasang umbul-umbul dan juga banner di tempat-tempat startegis.

Berikut Ulasan lebih lanjut dengan Edaran surat tersebut..

Meneruskan INSTRUKSI dari PC.IPNU-IPPNU Kudus, bahwa dalam rangka menyambut Hari Besar Islam tahun ini ada 3 Agenda Besar :
1. Resolusi Jihad
2. Tahun Baru Hijriyah
3. Hari Sumpah Pemuda


Semua Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting se-Kabupaten Kudus diminta untuk bisa ikut menyemarakkan agenda besar tersebut dengan memasang umbul-umbul ditempat2 strategis dan juga membuat banner seperti contoh..

Maka dari itu Kami selaku Pimpinan Anak Cabang Mejobo Juga Menginstruksikan kepada semua Pimpinan Ranting se-Kecamatan Mejobo untuk bisa menjalankan Instruksi dari PC. IPNU-IPPNU Kudus Tersebut.

Untuk File Banner bisa di Unduh disini
https://www.facebook.com/groups/102684856473786/723434101065522/

Dan untuk Surat Instruksi akan segera diedarkan ke masing-masing Pimpinan Ranting se-Kecamatan Mejobo.

MOHON PERHATIANNYA DAN DEMIKIAN SEKILAS INFO

Demikian Informasi yangbisa kami Bagikan kepada rekan-rekanita semua..
Mari Kita Bersama memperingati hari besar tersebut dengan penuh rasa Ikhlas..^_^

The Founding Fathers of Nahdlatoel Oelama’


Jika bukan karena perjuangan sesepuh yang telah mendahului kita, niscaya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masih dalam cengkeraman penjajah, dan jika bukan karena jerih payah para kiai dan santri dari surau maupun pesantren yang telah memperjuangkan Islam ala ahlusunnah wal jamaah ke dalam bentuk sebuah organisasi sosial keagamaan, Nahdlatoel Oelama (NU), maka tidak menutup kemungkinan kalau ajaran Sunni yang sudah berkembang sejak Islam pertama kali datang di Indonesia akan selalu digerus, baik secara internal (sesama muslim, seperti kelompok Islam Modernis) maupun eksternal (non muslim, seperti zending-zending Kristen).

Selain mempunyai visi misi untuk menjadi organisasi sosio religius, Nahdlatoel Oelama’ berkeinginan untuk melepaskan belenggu penjajah yang telah menjerat di atas pundak Negara Kasatuan Republik Indonesia. Sehingga, tidak mengherankan ketika detik-detik menjelang lahirnya Nahdlatoel Oelama’, Belanda selalu mengawasi dan berusaha untuk menggagalkan supaya organisasi tersebut tidak jadi didirikan. Akan tetapi, atas kecerdikan para kiai, akhirnya Nahdlatoel Oelama’ dapat didirikan pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M.

Sebelum Nahdlatoel Oelama’ resmi didirikan, para kiai telah mencurahkan jiwa raga, harta dan bendanya agar organisasi yang digadang-gadang sejak puluhan tahun itu bisa berdiri.  Getir pahit dirasakan bersama-sama oleh para pendiri Nahdlatoel Oelama’ yang tersebar di pulau Jawa dan Madura.

“Tak kenal, maka tak sayang” kata pepatah kuno yang memberikan sebuah nasehat, bagaimana seharusnya generasi penerus agar bisa mengenang jasa-jasa generasi yang telah mendahuluinya. Bukan sekedar mendahului belaka, namun, pendahuluan yang dibarengi dengan sebuah perjuangan panjang supaya kelak anak cucunya dapat hidup tenang dan merdeka dalam meneruskan estafet, izzul islam wal muslimin wal buldah.

Kehadiran buku The Founding Fathers of Nahdlatoel Oelama’ di tengah-tengah masyarakat Nahdliyyin sangat membantu untuk mengenalkan mereka kepada tokoh-tokoh yang menjadi perintis atas berdirinya organisasi Nahdlatoel Oelama’. Di buku ini direkam 23 jejak tokoh ulama se-Jawa dan Madura yang ikut berpartisipasi atas berdirinya Nahdlatoel Oelama’ dengan disertai peran khusus mereka, seperti Syaikhona Kholil sebagai penentu berdirinya Nahdlatul Ulama, Kiai Hasyim Asy’ari sebagai Rois Akbar Nahdlatul Ulama, Kiai Wahab Hasbullah sebagai konseptor lahirnya Nahdlatul Ulama, Kiai Raden Asnawi sebagai argumenator Nahdlatul Ulama, Kiai As’ad sebagai mediator lahirnya Nahdlatul Ulama, Kiai Raden Hambali sebagai arsitek Prasasti Nahdlatul Ulama, Kiai Ridwan Abdullah sebagai desainer lambang Nahdlatul Ulama, Kiai Mas Alwi bin Abdul Aziz sebagai pengusul nama Nahdlatul Ulama dan lain-lain.

Buku The Founding Fathers of Nahdlatoel Oelama’ mempunyai beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan buku-buku lain yang mengupas tentang tokoh-tokoh Pendiri NU. Buku ini mampu menghadirkan tokoh yang mungkin sejarahnya belum pernah dijumpai dalam sebuah buku bacaan dengan pembahasan yang khusus, seperti Kiai Reden Hambali (Kudus), Kiai Khalil Masyhuri (Rembang), Kiai Muhammad Zubair (Gresik), Kiai Ridwan Mujahid (Semarang) dan lain-lain. Selain itu, buku ini, kata penulisnya (Amirul Ulum) diinspirasi oleh KH. Maimoen Zubair, salah seorang sesepuh NU yang menjadi Musytasr PBNU dan juga menjadi kiai dari Amirul Ulum.

Selain kelebihan yang dimiliki, buku ini juga memiliki sebuah kelemahan atau kekurangan. Misalnya, jika kita membacanya halaman perhalaman, maka kita akan menemukan sebuah kesimpulan bahwa sekitar 70 % atau 75 %  dari buku ini adalah hasil kontribusi dari Amirul Ulum selaku sebagai penggagas dan editor. Seharusnya, jika buku itu ditulis oleh sebuah tim atau lebih dari satu penulis, maka kontribusinya harus seimbang, paling tidak jaraknya tidak terlalu jauh supaya tidak timbul persepsi atas kontributor yang lain, bahwa sebagian dari penulisnya kurang sungguh-sungguh dalam menulis sebuah naskah.

Tanpa memandang sedikit kelemahan, buku ini telah  mampu memberikan sumbangsih yang luar biasa untuk masyarakat Nahdliyyin. Kurang lengkap rasanya jika buku ini tidak dimiliki oleh warga Nahdliyyin sebagai media untuk mengenal tokoh-tokohnya supaya kelak bisa menjadikannya sebagai uswah dalam menapaki sebuah kehidupan ala ahlusunnah wal jamaah. Semoga!

Judul Buku : The Founding Fathers of Nahdlatoel Oelama’
Penerbit : Bina Aswaja
Cover : Soft Cover
Jenis Kertas : HVS 70 gram
Penulis : Amirul Ulum, dkk.
Kata Sambutan : KH. Maimoen Zubair (Mustasyar PBNU)
Kata Pengantar : Prof. Dr. Abdul Karim (Guru Besar Sejarah Islam UIN Sunan Kalijaga)
Tebal : xxviii + 278 Halaman
Ukuran : 13 x 20 cm
Harga : Rp. 50.000,-
Peresensi : Imroatus Shalehah, anggota Muslimat NU Ranting Kayen, Kabupaten Pati Jateng

Mendaras Buku “Risalah Untuk Kaum Muslimin”


Sudah dua Ramadhan Habib Ismail Fajrie Alatas menjalani ibadah puasa di Pekalongan. Dan beliau mengisi pengajian di kediaman Maulana Habib Luthfi. Materi pengajiannya adalah “Madzhab Frankfurt”. Pada tahun pertama, yaitu Ramadhan tahun 1433 H Habib Ajie mengulas tuntas pemikiran tokoh-tokoh madzhab Frankfurt, seperti Max Horkheimer, Theodor Adorno, Walter Benjamin, dan Jürgen Habermas. Dan juga pemikiran para pendahulu tokoh-tokoh tersebut, yaitu  Karl Marx dan beberapa murid cemerlang Mark. Kemudian berlanjut kedalam kajian Modernisme dan Post Modern. Diskusi sangat menarik karena peserta diskusi adalah santri-santri senior alumnus berbagai pesantren dan juga mahasiswa sarjana dan pasca sarjana beberapa Universitas. Kegiatan tersebut berlangsung hampir sebulan penuh.

Pada tahun berikutnya, Habib Ajie membaca buku “Risalah Untuk Kaum Muslimin”. Buku ini ditulis oleh Prof. Dr. Syed Naquib Alattas. Didalamnya beliau  membahas problem-problem sosial dan epistimologi yang dihadapi umat Islam. Dalam buku ini Prof. Alattas merinci apa saja problem utama yang dihadapi umat Islam, sifat asasi kebudayaan Barat, Faham kebebasan, Faham perubahan, masalah generasi dan jurang identiti, faham bahasa, faham kesusastraan, faktor-faktor kemunduran umat dari dalam, faham akal dan sekular. Secara general buku ini memberikan gambaran mengenai peta posisi ilmu pengetahuan Islam dahulu dan kini, serta problem solving atas kemandegan epistimologi keilmuan dalam Islam. Dalam buku ini secara terperinci dan runut Prof. Alattas menjelaskan tahapan-tahapan yang harus dilalui manakala seorang intelektual akan mengambil positioning untuk berkontribusi dalam ilmu pengetahuan, dan bagaimana ia menyiapkan diri pribadi sebagai seorang inetelektual. Untuk menggambarkan pentingnya buku Prof. Alatas ini dapat dikatakan buku ini merupakan buku dasar yang harus dibaca seorang pelajar, calon intelektual dan intelektual, seperti kitab ta’lim mutaalim yang menjadi dasar ketika seorang santri memulai mempelajari ilmu. Risalah untuk Kaum Muslimin karya Prof. Alattas ini adalah peta, yang akan membimbing intelektual muslim melangkahkan kaki mereka. Jangan mengaku dan merasa menjadi intelektual jika belum membaca buku Prof. Alatas ini.

Nah, pada Ramadan kali ini Habib muda datang jauh dari Amerika untuk mengkhatamkan buku tersebut di Pekalongan. Habib Ajie akan melanjutkan ulasan ke 54 dari 74 chapter (bagian) yang terkandung dalam buku “Risalah Kaum Muslimin”. Pengajian akan dimulai pada 10 hari pertama bulan Ramadan. Ini adalah kesempatan emas. Kenapa ini kesempatan emas? Ada beberapa alasan. Habib Ajie dengan piawai mengulas isi buku ini sebagaimana yang ia terima langsung dari penulisnya; Prof. Alattas, kemudian memposisikan isi buku sesuai worldview, dan Habib Ajie mengaktualisasikan buku ini dalam kondisi real umat Islam saat ini, ini adalah sisi uniq dan keistimewaan pertama. Kedua Habib Ajie mengaji langsung dan mendapatkan sanad dari pengarangnya; Prof. Alattas, dengan demikian yang ikut serta dalam pengajian ini mempunyai sanad yang bersambung dengan Prof. Alattas. Ketiga, Habib Ajie adalah intelektual yang dalam dirinya terkumpul ilmu pengetahuan Timur dan Barat, spirit kebudayaan Timur dan Barat, ruh peradaban Timur dan Barat, sebagaimana diketahui Habib Ajie selain mengenyam pendidikan di Australia, Singapura dan Amerika, ia juga mengenyam pendidikan di Yaman dan menceburkan diri dalam pengajaran dan dzauq leluhurnya di Yaman. Dan keempat, peserta diskusi juga akan mendengar komentar dan ulasan singkat dari Maulana Habib Luthfi bin Yahya atas kesimpulan diskusi.

Daras buku “Risalah untuk Kaum Muslimin” ini merupakan bagian dari jadwal pengajian di kediaman Maulana Habib Luthfi bin Yahya. Abah, sendiri, demikian kami memanggil Habib Luthfi, akan mengomentari dan menguraikan kitab fath al-bāri, tafsīr al-jalālain dengan menggunakan beberapa kitab tafsir pembanding yaitu: tafsir ṭabarī dan tafsīr al-rāzī. Disamping juga ada kegiatan tasheh penulisan sejarah wali songo, terutama diikuti oleh alumni Madrasah Hidayat al-Mubtadiin PP. Lirboyo Kediri. Kegiatan tasheh diadakan setiap pagi, setelah subuh hingga jam 9 pagi. Santri, mahasiswa dan umum silahkan hadir dalam kegiatan yang penuh manfaat ini. Selamat menjalankan ibadah puasa. (1 Ramadhan 1435H/ A. Tsi).

*Keterangan Foto: Maulana Habib Luthfi bin Yahya, Prof. Naquib Alattas, Habib Ismail Fajrie Al-Attas. 

MUI: Peringatan 1 Muharram Jadi Tonggak Persatuan Umat Islam (GBK)



Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1436 Hijriah Majelis Ulama Indonesia (MUI) diharapkan akan menjadi tonggak persatuan umat Islam.

"Ini akan menjadi tonggak persatuan umat. Umat Islam akan menunjukkan jati dirinya," ujar Ketua Panitia Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1436 Hijriah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Isran Noor di Jakarta.

Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1436 H akan dilangsungkan pada 26 Oktober di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta. Acara itu diisi oleh para ulama ternama seperti Ketua Umum MUI Din Syamsuddin, Ustadz Yusuf Mansur, dan juga hiburan yang akan enampilkan penyanyi ternama seperti Giring Nidji, Kristina, serta grup Band Wali.

"Kegiatan itu akan menjadi syi'ar agama Islam," kata Bupati Kutai Timur itu.

Peringatan 1 Muharram 1436 H itu diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat akan makna peringatan itu. Peringatan 1 Muharram tak lepas dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah.

"Peringatan pada tahun ini juga diharapkan bisa mengubah perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik,"
harap dia. Selain itu, peringatan itu juga menjadi momentum dukungan umat Islam pada pemerintahan baru.

Disinggung mengenai persiapan, Isran menjelaskan sudah mencapai 60 persen. Ia optimistis kegaiatan itu bisa berjalan dengan sukses.

Di lain pihak, Ketua Umum MUI Din Syamsuddin mengatakan, berkaitan dengan peringatan 1 Muharram tersebut, MUI akan meluncurkan Gerakan Nasional Anti Narkoba yang disebut juga Ganas Annar.

"Ini merupakan satu dari rangkaian acara memperingati Tahun Baru 1436 Hijriah di Jakarta," ujar Din Syamsuddin.

Din menjelaskan bahwa Ganas Annar yang akan dilaksanakan selama beberapa bulan ini akan mengusung beberapa program yang berisi mengenai edukasi, advokasi, serta publikasi.

"Yang paling penting adalah kesadaran masyarakat yang harus ditingkatkan akan bahaya narkoba. Bahwa narkoba itu haram dan mengantar kita ke neraka," kata dia.

Din juga berharap agar Badan Narkotika Nasional dapat mendukung Ganas Annar, sehingga gerakan ini tidak hanya digalakkan di kota-kota besar, namun juga dapat dilaksanakan di seluruh pelosok Indonesia.

Ganas Annar akan diluncurkan bersamaan dengan Peringatan Tahun Baru Islam 1436 Hijriah di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, pada Minggu (26/10) nanti.

Resolusi Jihad NU, Cikal Bakal Perang 10 Nopember 1945



Peringatan 10 Nopember merupakan peringatan Hari Pahlawan. Berbicara Hari Pahlawan tentu tak lepas dari perjuangan Arek-Arek Suroboyo pada perang kemerdekaan yang ingin melepaskan diri dari para penjajah.

Karena itu wajar jika Surabaya berjuluk Kota Pahlawan, karena pada perjuangan itu perlawanan rakyat mampu menewaskan Brigjend Inggris AWS Mallaby.

Namun semua itu tak lepas dari munculnya fatwa resolusi Jihad fi Sabilillah yang dikeluarkan pendiri Nahdlatul Ulama’ (NU) KH Hasyim Asy’ari.

Sayangnya, fatwa penyemangat pergerakan para pejuang kemerdekaan itu tergerus perkembangan zaman. Fatwa itu dilupakan, seolah tak ada.

Padahal peranan fatwa itu sangat besar. Karena itu, agar tak dilupakan sejarah dan selalu dikenang warga Indonesia, PC NU Surabaya menjadikan sebagian kantornya sebagai Monumen Resolusi Jihad.

Di depan kantor itu pun dibangun monumen Resolusi Jihad NU yang diresmikan pada 22 Oktober 2011 oleh Ketua Umum PB NU Prof Dr KH Said Aqil Siroj.

Mengapa di kantor PC NU Surabaya? Sebab, di gedung itulah yang menjadi saksi sejarah sebagai tempat dicetuskannya Fatwa Resolusi Jihad fi Sabilillah untuk memertahankan dan membela NKRI pada 21-22 Oktober 1945.

Dalam Resolusi Jihad yang difatwakan para ulama itu intinya ada tiga fatwa yakni fatwa hukum melawan penjajah adalah fardhu ain (kewajiban pribadi), tewas melawan penjajah adalah mati syahid, dan mereka yang memecah belah persatuan itu wajib dibunuh.

Gedung PC NU itu semula milik seorang pengusaha asal Gresik, tapi akhirnya dibeli PC NU dan sempat menjadi Kantor PB NU pertama, sebelum akhirnya pindah ke Jakarta.

Aksi jihad para syuhada untuk membela dan memertahankan NKRI itu patut diingat, dikenang dan dihormati. Yang disayangkan, buku sejarah nasional Indonesia tidak satupun yang mencantumkan catatan penting mengenai Resolusi Jihad sebagai konteks peperangan, namun arti pentingnya akhirnya ditandai secara nasional yang senantiasa identik dengan Hari Pahlawan 10 Nopember.

Pihak NU walau sudah memiliki monumen Resolusi Jihad, tetap berusaha memasukan fatwa itu dalam sejarah, utamanya dalam pelajaran sejarah di sekolah-sekolah.

Pihak NU, sebelum 2011, sudah melakukan gerakan yang bisa dikenang di Indonesia, yaitu mengingatkan kepada masyarakat bahwa Resolusi Jihad itu memiliki peranan penting untuk membela dan memertahankan kemerdekaan RI.

Kampanye itu berbentuk Kirab Resolusi Jihad dari kantor PC NU Surabaya menuju Istana Negara Jakarta.

Alhasil, masyarakat pun mulai menyadari dan paham jika peran fatwa Resolusi Jihad itu memang ada. Bahkan di museum yang ada di lantai II kantor PC NU itu, terpampang copy fatwa Resolusi Jihad beserta foto-foto perjuangan laskar dari NU.

Yang tak kalah menarik, baru-baru ini, awal Juni 2013, muncul film layar lebar ‘Sang Kyai’. Film ini menggambarkan peran serta kiai dan santri dalam memertahankan NKRI setelah muncul fatwa Resolusi Jihad.

Gedung bersejarah Resolusi Jihad itu terletak tidak jauh dari Tugu Pahlawan, ke arah utara sekitar 300 meter, tepatnya di Jl Pahlawan 9 atau tepat di kampung Bubutan VI/2 Surabaya. Warga Surabaya biasanya kenal dengan gedung itu sebagai kantor PC NU Surabaya.

Sekadar diketahui, ada 20-an foto bersejarah terkait Hari Pahlawan, termasuk foto dari bunyi Resolusi Jihad itu yang difoto sejumlah pengelola monumen itu dari naskah asli Resolusi Jihad yang tersimpan di Museum Leiden, Belanda.

"Hari Pahlawan itu bersumber dari Resolusi Jihad yang digagas para ulama atas permintaan Bung Karno," ucap Ketua PC NU Surabaya KH A Saiful Chalim.

Fatwa dimaksud disampaikan pada pertemuan terbatas para ulama di Pesantren Tebuireng pada tanggal 14 September 1945.

Fatwa jihad yang kemudian dirumuskan secara tertulis dalam Resolusi Jihad tersebut keluar diawali dengan kegalauan Presiden Soekarno demi menghadapi kedatangan enam ribu tentara Inggris di bawah komando Mallaby, Panglima Brigade ke-49 (India) yang akan segera tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Dan bahkan penjajah Belanda dengan tentara NICA-nya (Netherlands Indies Civil Administration) yang sudah terusir pun ikut membonceng tentara Sekutu tersebut. Kedatangan pasukan Sekutu dan Belanda tersebut hendak merongrong kemerdekaan NKRI.

Soekarno sadar, bahwa umat Islam yang menjadi mayoritas dalam tubuh NKRI merupakan kekuatan yang tidak bisa diremehkan, terlebih lagi KH Hasyim Asy’ari merupakan figur yang sangat disegani oleh para kyai dan santri se-Jawa dan Madura. Beliau juga menjadi komandan spiritual laskar Hizbullah yang dikomandani oleh para kyai dan beranggotakan para santri.

Puluhan ribu kyai dan santri segera menyambut seruan Resolusi Jihad dari KH. Hasyim Asy’ari. Mereka adalah para kiai dan santrinya dari seantero Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Pertempuran 10 Nopember 1945 merupakan momen kekalahan yang tidak pernah diduga sebelumnya oleh pasukan Sekutu.

Pasalnya, pengalaman tempur mereka di Perang Dunia II yang dahsyat dirasa sudah lebih dari cukup untuk bisa memenangkan pertempuran 10 November 1945.

Pertempuran besar tak terhindarkan antara pasukan Sekutu dan laskar NKRI yang terdiri dari kyai dan santri. Panglima AFNEI Letjen Philip Sir Christison mengirim pasukan Divisi ke-5 dibawah Komando Mayor Jenderal E.C Mansergh, jenderal yang terkenal karena kemenangannya dalam Perang Dunia II di Afrika saat melawan Jenderal Rommel.

Mansergh membawa 15 ribu tentara, dibantu enam ribu personel brigade 45 The Fighting Cock dengan persenjataan serba canggih, termasuk menggunakan tank Sherman, 25 ponders, 37 howitser, kapal Perang HMS Sussex dibantu 4 kapal perang destroyer, dan 12 kapal terbang jenis Mosquito. Namun mereka berhasil didesak oleh laskar kyai dan santri.

Pasukan Sekutu terdesak, dan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby tewas di tangan laskar santri.

Bangsa ini juga bakal disuguhi buku tentang sejarah Resolusi Jihad. Kini skrip buku berjudul “Resolusi Jihad, Fikih Kemerdekaan KH M Hasyim Asy’ari” yang dibuat Tim Sejarah Tebuireng siap cetak dan diedarkan. Dengan berbagai upaya itu, bangsa ini mau menghargai adanya fatwa Resolusi Jihad. Dengan begitu, bangsa ini berarti sudah mampu menghargai sejarah bangsanya.

Cara Menumbuhkan Motivasi dalam Organisasi



 Motivasi adalah sebuah kondisi psikologis kejiwaan yang dapat berperan sebagai motor penggerak dalam melakukan suatu aktifitas. Tanpa adanya motivasi atau dorongan atas sebuah keinginan hanya akan tinggal keinginan tanpa akan menjadi kenyataan. Motoivasi merupakan ruh sebuah aktifitas.

Motivasi digambarkan seperti gambar yang ada disamping,
Menumbuhkan motivasi diri dan percaya diri adalah bagian dari capaian yang harus dilakukan, agar kita tetap dapat tampil sebagai pemenang dalam era persaingan global. Motivasi dan pecaya diri tidak dapat tumbuh begitu saja, tetapi memerlukan penanganan serta upaya tersendiri agar kita dapat tampil sebagai pribadi yang mempunyai kepercayaan tinggi (self confidence) namun masih tetap dalam batas batas yang wajar dan masuk akal.
Suatu organisasi kadang mengalami pasang surut motivasi dalam anggotanya, nah sekarang bagaimana jika organisasi kita mengalami surutnya motivasi anggotanya?Sebelum kita memotivasi orang lain atau memotivasi anggota lain sebaiknya kita memotivasi diri sendiri dahulu.

Ada beberapa cara yang dapat kita pakai untuk menumbuhkan motivasi diri yang kuat pada diri kita, antara lain :
1. Mempunyai cita-cita/keinginan terhadap sesuatu
2. Ada target yang ingin di capai
3. Membuka komiunikasi dan interaksi yang luas.

Kepercayaan pada diri sendiri harus kita bangun sebagai bagian dari pencitraan diri yang harus kita miliki. Sudah tentu kepercayaan pada diri sendiri harus ditempatkan secara proporsional, sehingga justru tidak berdampak negatif. Percaya diri yang terlalu berlebihan akan melahirkan kesombongan yang pada akhirnya akan berdampak kontraproduktif.

Untuk mencapai kepercayaan pada diri sendiri yang produktif, diperlukan kondisi-kondisi tertentu sebagai prasyarat dasar, yaitu :
1. Memiliki tingkat pengatahuan yang cukup tinggi dan dapat diandalkan.
2. Melihat kelebihan sebagai anugrah dan Kekurangan ebagai kenyataan.
3. Memiliki mentalitas yang kuat dan tidak gampang menyerah.
4. Memahami bahwa pada hakekatnya semua manusia mempunyai derajat, hak dan kewajiban yang sama.

Setelah kita berhasil memotivasi diri sendiri barulah kita memotivasi anggota kita dengan cara sebagai berikut :
1. Ciptakan sensasi
Ciptakan sesuatu yang dapat “membangunkan” dan membangkitkan gairah anda saat pagi menjelang. Misalnya, anda berpikir esok hari harus mendapatkan keuntungan 1 milyar rupiah. Walau kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu semangat anda untuk berkarya lebih baik lagi melebihi apa yang sudah anda lakukan kemarin.

2. Kembangkan terus tujuan
Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu anda memerlukan tantangan yang lebih besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang sebenarnya. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam hidup anda.

3. Tetapkan saat kematian

Anda perlu memikirkan saat kematian meskipun gejala ke arah itu tidak dapat diprediksikan. Membayangkan saat-saat terakhir dalam hidup ini sesungguhnya merupakan saat-saat yang sangat sensasional. Anda dapat membayangkan ‘flash back’ dalam kehidupan anda. Sejak anda menjalani masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil sebagai pribadi yang dewasa dan mandiri. Jika anda membayangkan ‘ajal’ anda sudah dekat, akan memotivasi anda untuk berbuat lebih banyak lagi hal hal yg baik selama hidup anda.

4. Tinggalkan teman yang tidak perlu
Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong  mencapai tujuan. Sebab, siapapun teman kita, seharusnya mampu membawa kita pada perubahan yang lebih baik. Ketahuilah bergaul dengan orang-orang yang optimis akan membuat kita berpikir optimis pula. Bersama mereka hidup ini terasa lebih menyenangkan dan penuh motivasi.

5. Hampiri bayangan ketakutan
Saat anda dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan melarikan diri dari bayangan tersebut. Misalnya selama ini anda takut akan menghadapi masa depan yang buruk. Datang dan nikmati rasa takut anda dengan mencoba mengatasinya. Saat anda berhasil mengatasi rasa takut, saat itu anda telah berhasil meningkatkan keyakinan diri bahwa anda mampu mencapai hidup yang lebih baik.

6. Ucapkan “selamat datang” pada setiap masalah Jalan untuk mencapai tujuan tidak selamanya semulus jalan tol. Suatu saat anda akan menghadapi jalan terjal, menanjak dan penuh bebatuan. Jangan memutar arah untuk mengambil jalan pintas. Hadapi terus jalan tersebut dan pikirkan cara terbaik untuk bisa melewatinya. Jika anda memandang masalah sebagai sesuatu yang mengerikan, anda akan semakin sulit termotivasi. Sebaliknya bila anda selalu siap menghadapi setiap masalah, anda seakan memiliki energi dan semangat berlebih untuk mencapai tujuan anda.

7. Mulailah dengan rasa senang
Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan hidup anda. Coba nikmati hidup dan jalan yang anda tempuh. Jika sejak awal anda sudah merasa ‘tidak suka’ rasanya motivasi hidup tidak akan pernah anda miliki.

8. Berlatih dengan keras
Tidak bisa tidak, anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat anda raih jika anda terus berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan.

Dengan demikian anggota kita akan termotivasi lagi untuk mengembangkan organisasinya sehingga organisasi kita tak akan hancur hanya karena anggotanya tidak ada motivasi untuk mengembangangkan organisasi.

Kesimpulannya, motivasi adalah ’sesuatu’ yang dapat menumbuhkan semangat anda dalam rangka mencapai tujuan. Dengan motivasi yang kuat di dalam diri sendiri, anda akan memiliki apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap diri dan hidup ini. Sehingga anda pun nggak ragu lagi melangkah mencapai tujuan dan cita-cita hidup anda.

Silaturrohim (Anjangsana) Pengurus Baru PAC. Mejobo ke Pemerintah Kecamatan Mejobo




Dalam Rangka Mempererat tali silaturrohim sekaligus perkenalan Pengurus Baru PAC.IPNU-IPPNU Mejobo yang baru saja dilantik Kemarin, Kami mempunyai Inisiatif untuk berkunjung ke Rumah Dinas Kecamatan tepatnya di Desa Jepang Utara Lapangan Gelanggang Mejobo. Tujuan dari kunjungan ini tak lain adalah untuk menjaga hubungan baik antara Pimpinan Anak Cabang IPNU-IPPNU Mejobo dengan Pemerintahan setempat yang dalam hal ini adalah Bapak Camat dan Jajarannnya yang juga baru saja ada pergantian kepemimpinan.

Ini kami rasa momen yang tepat untuk anjangsana karena diharapkan dikepemimpinan yang baru ini, pengurus yang baru, wajah yang baru bisa memberikan angin segar untuk kita semua berusaha memajukan Program di Kecamatan mejobo.

Pada kesempatan itu yang bisa hadir dari pihak PAC. Mejobo adalah Para Pengurus Harian (PH) yang diantaranya yaitu Rekan Adib Zamroni (Ketua), Didik Prasetyo Basuki (Sekretaris), Muhammad Syafi' (WAKA 2), Ahmad Syukron, Rekanita Nor Azizah, Lisa, Aini Nor Alawiyah.


"Kami sangat senang dan berterima kasih atas inisiatif dari teman-teman PAC.Mejobo yang berkenan hadir di Pendopo Kecamatan ini untuk berbagi informasi sekaligus perkenalan pengurus baru, semoga hubungan baik ini bisa terus berjalan dan kami sipa membantu program kerja dari teman-teman PAC. Mejobo" (Ungkap bapak Camat Mejobo).

Oh iya selain memperkenalkan diri kami juga sekaligus memberikan undangan kepada Pihak Kecamaan terkait agenda terdekat kami waktu itu yakni ISTIGHOSAH SUKSES UN PELAJAR SE-KECAMATAN MEJOBO.

Demikian Informasi yang bisa kami berikan. Semoga Bermanfaat dan Maju Terus PAC.IPNU-IPPNU MEJOBO..

SALAM BELAJAR, BERJUANG, BERTAQWA

Kelompok Terbaik Training Of Trainer (TOT) PAC. IPNU-IPPNU Mejobo



Assalamu'alaikum Warohmatullah



Selamat Malam Rekan-Rekanita IPNU-IPPNU semua.. Kali ini Admin dari Website Resmi PAC.Mejobo akan Update Postingan terbaru lagi nih.maaf jika terlambat postinganya karena kesibukan yang ada..hehe (Sox Sibux).
 Kali ini Admin akan membahas mengenai TOT (Training of Trainer) lagi yang telah berlangsung kemarin selama 2 hari pada tanggal 06 sampai 07 September 2014 yang bertempat di MI NU Islamiyah Golantepus Mejobo Kudus. Dan Alhamdulillah berjalan dengan lancar.
Pada periode kali ini kami mengangkat tema “Mencetak generasi muda yang berkompeten serta mewujudkan totalitas jiwa kader dalam berorganisasi” dengan harapan nantinya para peserta TOT (Training of Trainer) ini akan mampu menjadi instruktur yang handal dan kompeten dalam memimpin sebuah kegiatan serta nantinya para peserta TOT (Training of Trainer) ini juga mempunyai rasa butuh terhadap organisasi IPNU-IPPNU sehingga mampu mewujudkan totalitas dalam berorganisasi. Itulah gambaran tentang tujuan dari Tema kami.
 
Panitia memberi sebuah penghargaan kepada 3 kelompok Terbaik pada kegiatan TOT tersebut yang mana mereka mendapatkan hadiah dari Panitia yang sangat ISTIMEWA...^_^..
Dan Berikut koleksi foto yang bisa kami rekap untuk kami post di web ini :
 





 

Galeri Foto Training Of Trainer (TOT) PAC. IPNU-IPPNU Mejobo




Assalamu'alaikum Warohmatullah


Selamat Malam Rekan-Rekanita IPNU-IPPNU semua.. Kali ini Admin dari Website Resmi PAC.Mejobo akan Update Postingan terbaru lagi nih.maaf jika terlambat postinganya karena kesibukan yang ada..hehe (Sox Sibux).
 Kali ini Admin akan membahas mengenai TOT (Training of Trainer) yang telah berlangsung kemarin selama 2 hari pada tanggal 06 sampai 07 September 2014 yang bertempat di MI NU Islamiyah Golantepus Mejobo Kudus. Dan Alhamdulillah berjalan dengan lancar.
Pada periode kali ini kami mengangkat tema “Mencetak generasi muda yang berkompeten serta mewujudkan totalitas jiwa kader dalam berorganisasi” dengan harapan nantinya para peserta TOT (Training of Trainer) ini akan mampu menjadi instruktur yang handal dan kompeten dalam memimpin sebuah kegiatan serta nantinya para peserta TOT (Training of Trainer) ini juga mempunyai rasa butuh terhadap organisasi IPNU-IPPNU sehingga mampu mewujudkan totalitas dalam berorganisasi. Itulah gambaran tentang tujuan dari Tema kami.
Dan pada kesempatan kali ini kami akan berbagi kepada kalian semua foto-foto kegiatan TOT tsersebut..
Berikut koleksi foto yang bisa kami rekap untuk kami post di web ini :































Mbah Wahab Hasbullah Berjasa Gagalkan Pembongkaran Makam Nabi



Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf menilai, perjuangan KH Wahab Chasbullah masih bisa dirasakan umat Islam hingga saat ini. Salah satu jasa Mbah Wahab adalah aksi nyatanya dalam menggagalkan rencana pembongkaran makam Rasulullah oleh kerajaan Arab Saudi waktu itu.

"Dengan komite Hijaznya Mbah Wahab berangkat melakukan lobi-lobi pada kerajaan Arab untuk tidak membongkar makam Rasul. Dan akhirnya sampai sekarang makam itu masih ada tidak dibongkar," beber pria yang akrab disapa Gus Ipul ini dalam acara puncak Haul ke-43 KH Wahab Chasbullah di Jombang, Sabtu (6/9).

Tak hanya itu, menurut Gus Ipul, upaya Saudi untuk mengekang kebebasan bermadzhab juga berhasil diurungkan Mbah Wahab yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama ini. Diperbolehkannya jamaah haji menjalankan ibadah sesuai madzhabnya, lanjutnya, juga tak lepas dari perjuangan Mbah Wahab.

Pada kesempatan tersebut, mantan Ketua Umum PP GP Ansor ini juga meminta umat Islam bisa meneladani perjuangan KH Wahab Chasbullah dalam memperjuangkan agama dan bangsa. Baginya, KH Wahab telah mengajarkan berjuang untuk membela tanah airnya sendiri daripada pergi berjihad ke negara lain.

"Seharusnya umat Islam mau meneladani apa yang telah dilakukan oleh Mbah Wahab. Kalau kita mau meneladani beliau, maka umat Islam khususnya Indonesia tidak perlu berjuang ke Iraq atau syiria," ujarnya menyinggung mereka yang mengikuti ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) untuk berjihad di Irak dan Syiria.

Inilah Diantara Fadhilah Puasa di Bulan Dzulhijjah


Banyak hadits yang menerangkan keistimewaan bulan Dzulhijjah. Bulan yang seharusnya dimanfaatkan kaum muslimin untuk melipat gandakan ibadahnya karena, pahala yang dijanjikan Allah swt di dalamnya sangat luar biasa. Dua hadits berikut dapat dijadikan ukuran keistimewaan bulan Dzul Hijjah ini.

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: مامن أيام العمل الصالح فيها أحب الى الله عزوجل منه فى هذه الأيام يعنى ايام العشر, قالوا ولاالجهاد فى سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد فى سبيل الله, الا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء  

Dari Ibnu Abbas ra. ia berkata “Tidak ada hari di mana amal shaleh di dalamnya sangat dicintai oleh Allah  melebihi 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah. Para sahabat lantas bertanya “apakah amal itu dapat membandingi pahala jihad fi sabilillah?” bahkan amal pada 10 hari Dzulhijjah lebih baik dari pada jihad fi sabilillah kecuali jihadnya seorang lelaki yang mengorbankan dirinya, hartanya, dan dia kembali tanpa membawa semua itu (juga nyawanya) sehingga ia mati sahid. Tentu yang demikian itu (mati sahid) lebih baik..

عن أبى هريهرة رضي الله عنه, عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: ما من ايام احب الى الله تعالى أن يتعبد له فيهن من أيام عشر ذى الحجة, وان صيام يوم يعدل صيام سنة, وقيام ليلة كقيام سنة   

Tidaka ada hari yang paling disukai oleh Allah swt,  dimana Dia disembah pada hari itu kecuali, sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Puasa satu hari di dalamnya sama halnya dengan puasa satu tahun. Ibadah, shalat malam sekali pada malamnya seperti sahalat malam selama satu tahun pula.
Ada tiga hari teristimewa dalam sepuluh hari spesial awal bulan Dzulhijjah, yaitu tanggal 8 Dzulhijjah yang disebut dengan yaumu tarwiyah, tanggal 9Dzulhijjah yang disebut yaumul ‘arafah dan tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut yaumun nahr. Meskipun tiga hari ini bernilai spesial, tetapi ketujuh hari lannya juga msih tetap istimewa karena kandungan sejarah yang luar biasa.

Secara historis, Ibnu Abbas pernah menerangkan bahwa dalam rentangan sejarahnya hari-hari di sepuluh pertama bulan Dzulhijjah ini adalah hari penuh makna karena terjadi berbagai peristiwa besar yang berhubungan pada perubahan kehidupan manusia selanjutnya.

Hari pertama Dzulhijjah adalah hari pertama dimaafkannya Nabi Adam oleh Allah swt, setelah beberapa lama beliau meminta pengampuanan atas kesalahannya memakan buah huldi di surga. Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda

Barang siapa yang berpuasa di hari pertama bulan Dzulhijjah maka Allah akan memaafkan dosa-dosanya sebagaimana yang terjadi kepada Nabi Adam.
Hari kedua Dzulhijjah adalah hari diselamatkannya Nabi Yunus as oleh ikan Nun setelah beberapa hari berada di dalam perutnya sembari terus bertasbih dan beribadah kepada Allah swt. Pada hari inilah Nabi Yunus dipersilahkan keluar dari perut ikan Nun. Oleh karena itulah Rasulullah saw pernah bersabda:
Barang siapa beribadah di hari kedua bulan Dzulhijjah baginya pahala yang menyerupai ibadah satu tahun tanpa ada maksiat.

Hari ketiga Dzulhijjahh adalah hari dikabulkannya do’a nabi Zakariya as. untuk kemudian dianugerahi seorang anak.namanya Yahya. Adapun hari keempat Dzulhijjah adalah hari kelahiran Nabi Isa as. Hari kelima Dzulhijjah hari kelahiran Musa as. Hari keenam Dzulhijjah adalah hari-hari kemenangan para Nabi dalam memperjuangkan ajaran tauhid. Hari ketujuh bulan Dzulhijjah adalah hari ditutupnya pintu neraka Jahannam. Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda

Barang siapa berpuasa di hari ke tujuh bulan Dzulhijjah akan ditutup tiga puluh kesulitan dalam hidupnya dan dibuka tiga puluh pitu kemudahan baginya.

Adapun hari kedelapan yang disebut dengan hari tarwiyah diantara fadhilah yang masyhur bagi mereka yang berpuasa pada hari tarwiyah maka baginya pahala yang sangat besar, yang karena sangat besarnya tiada yang tahu pasti ukurannya kecuali allah swt.
 
Begitu pula hari kesembilan yang disebut dengan hari tasu’a, barang siapa yang berpuasa pada hari kesembilan maka pahala baginya seperti berpuasa selama enampuluh tahun. Adapun pada hari kesepuluh yang disebut dengan yaumun nahr hari penyembelihan korban, maka diharamkan kepada siapapun berpuasa waktu itu.

Ternyata PBNU Dukung Pemilukada Oleh DPRD




Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan dukungannya terhadap rencana pemilihan daerah yang dilakukan oleh DPRD, bukan pilihan langsung oleh masyarakat karena mudharatnya atau kerugiannya lebih besar.

“Sesuai dengan hasil musyawarah nasional dan konferensi besar NU di Cirebon kami mendukung pelaksanaan pemilihan kepala daerah oleh DPRD,” katanya kepada NU Online, Rabu (10/9).

Ia menegaskan, pemilihan langsung rawan terjadinya konflik horisontal antar masyarakat sebagaimana yang sering terjadi selama ini.

Meskipun demikian, diakui bukan berarti pemilukada oleh DPRD bebas dari politik uang. “Kan ada KPK, PPATK atau institusi hukum lainnya yang bisa melakukan pengawasan,” katanya.

Dijelaskannya, disamping figur-figur yang sukses memerintah dari pemilihan langsung seperti Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi Ridwan Kamil di Bandung dan lainnya, banyak sekali pemimpin daerah yang terpilih karena memiliki uang banyak.
“Ada calon baik-baik yang kalah sama penyanyi, karena kalah populer dan kalah uang,” tegasnya.

Untuk menjadi kepala daerah, kata Kiai Said, dibutuhkan dana yang sangat besar. Untuk bupati, bisa puluhan milyar sedangkan untuk tingkat gubernur, mencapai ratusan milyar. Dan tentu saja, mereka akan berusaha mengembalikan modal tersebut dengan segala cara setelah terpilih.

Wakil sekjen PBNU Masduki Baidlawi menambahkan, proses pilkada saat ini merupakan bagian dari upaya pematangan politik, baik pemilihan langsung maupun oleh DPRD akan sama-sama menimbulkan politik uang.

“Kalau pemilihan oleh DPRD, maka kontrol masyarakat terhadap lembaga ini harus diperkuat,” tegasnya.

Berikut hasil bahtsul masail maudluiyyah pemilukada dalam perspektif Islam dalam Munas NU Cirebon, 15-17 September 2012

1. Pemilukada yang didasarkan pada UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memiliki tujuan yang sangat mulia, antara lain:

a. Melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat luas dalam memilih pemimpin di daerahnya. Dengan demikian, ini merupakan pendidikan politik bagi masyarakat dalam berdemokrasi.

b. Terpilihnya kepala daerah yang aspiratif yang memahami betul problematika masyarakat dan pemecahannya.

Tujuan mulia ini dapat disebut dengan kemaslahatan (mashlahah) yang hendak diraih dengan pemilukada.

2. Dalam praktek pelaksanaan pemilukada selama ini, dampak positif (mashlahah) yang diharapkan tidak selalu terbukti. Bahkan sebaliknya, dampak negatif (mafsadah), baik dalam proses maupun dalam produknya, telah terjadi dalam skala yang sangat mencemaskan.

3. Pendidikan politik yang diberikan kepada rakyat melalui pemilukada bukanlah pendidikan politik yang sehat, melainkan pendidikan politik yang buruk, antara lain berupa merebaknya money politics (risywah siyasiyyah). Biaya pemilukada menjadi sangat mahal, bukan hanya bagi negara, tetapi juga bagi para kandidat. Hal ini sangat potensial untuk menimbulkan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Banyaknya kepala daerah yang terlibat kasus korupsi, membuktikan kebenaran hal ini.

4. Harapan untuk memperoleh kepala daerah yang terbaik (ashlah) melalui pemilukada, lebih sering tidak terwujud dalam kenyataan. Sementara itu konflik horizontal akibat pemilukada telah menjadi kenyataan yang sangat memprihatinkan.

5. Mengingat mafsadah pemilukada merupakan mafsadah yang sudah nyata terjadi (muhaqqaqah), sedangkan mashlahahnya lebih sering maslahat semu (wahmiyyah), maka pemilukada wajib ditinjau kembali. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqhiyyah:
درء المفاسد مقدم على جلب المصالح
“Menghilangkan kerusakan lebih utama daripada meraih kemaslahatan.” (Abdurrahman bin Abi Bakr as-Suyuthi, al-Asybah wa an-Nazha`ir, Bairut-Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1403 H, h. 87).
6. Pemilihan kepala daerah (Pilkada) gubernur, bupati dan walikota melalui lembaga perwakilan (DPRD tingkat I dan DPRD tingkat II) layak untuk diberlakukan kembali, karena terbukti mafsadahnya lebih kecil daripada mafsadah pemilukada. Hal ini sejalan dengan prinsip hukum Islam tentang ditempuhnya madharat yang lebih ringan di antara dua madharat (irtikab akhaff al-dlararain) yang didasarkan pada kaidah fiqhiyyah:
اذا تعارض المفسدتان رعي اعظمهما ضررا بارتكاب اخفهما
“Apabila ada dua mafsadah saling bertentangan maka harus diperhatikan mafsadah yang lebih besar bahayanya dengan memilih mafsadah yang lebih ringan madlaratnya” (Abdurrahman bin Abi Bakr as-Suyuthi, al-Asybah wa an-Nazha`ir, Bairut-Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1403 H, h. 87)
 
 
Sumber : nu.or.id

Syair-syair Hikmah KH Wahid Hasyim




Sepertinya Kiai Wahid memegang teguh prinsip umat Islam tak boleh lemah secara ekonomi. Hal ini penting untuk menopang daya tahan dan nafas perjuangan. Tak aneh jika Kiai Wahid yang sehari-hari terkenal hidup sederhana dikisahkan berprofesi sebagai pedagang.
Dalam hal ini. kami nukilkan syair-syair yang ditemukan dalam catatan tokoh nasional ini. Secara umum syair hikmah berikut berpesan tentang semangat yang digambarkan di atas.

إِنْ قَلَّ مَالُ اْلمَرْءِ قَلَّ بَهَاؤُهُ # وَضَاقَتْ عَلَيْهِ أَرْضُهُ وَسَمَاؤُهُ
فَأَصْبَحَ لَايَدْرِيْ، وَإِنْ كَانَ حَازِماً # أَقُدَّامُهُ خَيْرٌ لَهُ أَمْ وَرَاءُهُ
Ketika sedikit kekayaan seseorang, sedikit pula kebanggaannya; bumi dan langitnya (medan geraknya) menyempit. Meski biasanya teguh, tapi kemantabannya hilang: majukah atau mundurkah yang terbaik?

إِنْ قَلَّ مَالِي فَلَا حِلٌّ يُصَاحِبْنِيْ # إِنْ زَادَ مَالِي فَكُلُّ النَّاسِ إِخْوَانِي
Saat kekayaanku sedikit tak seorang pun bersahabat denganku. Saat kekayaanku meningkat semua orang (ingin) menjadi saudaraku.

عَجِبْتُ لِأَهْلِ اْلعِلْمِ كَيْفَ تَغَافَلُوا # يُجِرُّوْنَ ثَوْبَ الْحِرْصِ عِنْدَ اْلمَمَالِكِ
يَدُوْرُوْنَ حَوْلَ الظَّالِمِيْنَ كَأَنَّهُمْ # يَطُوْفُوْنَ حَوْلَ الْبَيْتِ عِنْدَ اْلمَنَاسِكِ
Aku heran kepada para cendekiawan/ulama. Bagaimana mereka lupa; menggelar jubah ketamakan di hadapan para penguasa, mengerumuni para penindas bak rombongan haji yang sedang tawaf di sekitar Ka’bah.

وَقَدْ تَنْفَعُ الذِّكْرَى إِذَا كَانَ هَجْرُهَا # دِلَالاً وَإِمَّا إِنْ مِلَالاً فَلَا نَفْعَا
Peringatan mungkin bermanfaat (efektif) untuk orang yang tengah merajuk, tapi tidak untuk orang yang sedang bosan.

سَجَدْنَا لِلقُرُوْدِ رَجَاءَ دُنْيَا # حَوَتْهَا دُوْنَنَا أَيْدِي اْلقُرُوْدِ
وَلَمْ تَرْجَعْ أَنَامِلُنَا بِشَيْءٍ # رَجَوْنَاهُ سِوَى ذُلِّ السُّجُوْدِ
Kita relakan sujud kepada para monyet demi dunia yang ada di pelukan mereka. Jari-jari kita pun pulang tanpa hasil apa-apa, kecuali sujud yang hina belaka.

Kok Bisa Ya Masuk Neraka Gara-gara Air Wudhu?


Seorang laki-laki kaya raya dan perempuan papa. Dalam keseharian pun, keduanya tampak begitu berbeda. Sang lelaki hidupnya padat oleh kesibukan duniawi, sementara wanita yang miskin itu justru menghabiskan waktunya untuk selalu beribadah.

Kesungguhan dan kerja keras lelaki tersebut membawanya pada kemapanan ekonomi yang diidamkan. Kekayaannya tak ia nikmati sendiri. Keluarga yang menjadi tanggung jawabnya merasakan dampak ketercukupan karena jerih payahnya. Lelaki ini memang sedang berkerja untuk kebutuhan rumah tangga dan pendidikan anak-anaknya.

Nasib lain dialami si perempuan miskin. Para tetangganya tak menemukan harta apapun di rumahnya. Kecuali sebuah bejana dengan persediaan air wudhu di dalamnya. Ya, bagi wanita taat ini, air wudhu menjadi kekayaan yang membanggakan meski hidup masih pas-pasan. Bukanah kesucian menjadikan ibadah kita lebih diterima dan khidmat? Dan karenanya menjanjikan balasan yang jauh lebih agung dari sekadar kekayaan duniawi yang fana ini?

Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani dalam kitab al-Minahus Saniyyah mengisahkan, suatu ketika ada seorang yang mengambil wudhu dari bejana milik perempuan itu. Melihat hal demikian, si perempuan berbisik dalam hati, “Kalau air itu habis, lalu bagaimana aku akan berwudhu untuk menunaikan sembahyang sunnah nanti malam?”

Apa yang tampak secara lahir tak selalu menunjukkan keadaan sebenarnya. Diceritakan, setelah meniggal dunia, keadaan keduanya jauh berbeda. Sang lelaki kaya raya itu mendapat kenikmatan surga, sementara si perempuan papa yang taat beribadah itu justru masuk neraka. Apa pasal?

Lelaki hartawan tersebut menerima kemuliaan lantaran sikap zuhudnya dari gemerlap duniawi. Kekayaannya yang banyak tak lantas membuatnya larut dalam kemewahan, cinta dunia, serta kebakhilan. Apa yang dimilikinya semata untuk kebutuhan hidup, menunjang keadaan untuk mencari ridla Allah.

Pandangan hidup semacam ini tak dimiliki si perempuan. Hidupnya yang serbakekurangan justru menjerumuskan hatinya pada cinta kebendaan. Buktinya, ia tak mampu merelakan orang lain berwudhu dengan airnya, meski dengan alasan untuk beribadah. Ketidakikhlasannya adalah petunjuk bahwa ia miskin bukan karena terlepas dari cinta kebendaan melainkan “dipaksa” oleh keadaan.

Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani menjelaskan dalam kitab yang sama bahwa zuhud adalah meninggalkan kecenderungan hati pada kesenangan duniawi, tapi bukan berarti mengosongkan tangan dari harta sama sekali. Segenap kekayaan dunia direngkuh untuk memenuhi kadar kebutuhan dan memaksimalkan keadaan untuk beribadah kepada-Nya.

Nasihat ulama sufi ini juga berlaku kebalikannya. Untuk cinta dunia, seseorang tak mesti menjadi kaya raya terlebih dahulu. Karena zuhud memang berurusan dengan hati, bukan secara langsung dengan alam bendawi